Sejak Revolusi Islam 1979 di Iran, telah banyak perubahan-perubahan yang terjadi di Iran. Mulai dari sistem pemerintahan sampai sistem pendidikan, yang tadinya sistem pendidikan di negeri tersebut adalah kuantitatif kini telah berubah menjadi kualitatif.
Berkat revolusi itu pula ilmu
pengetahuan di Iran semakin maju, teutama pengetahuan di bidang teknologi
nuklir. Yang pada akhirnya semakin membuat Amerika menjadi gerah dan tak
henti-hentinya menekan Iran agar menghentikan proyek nuklirnya.
Dan dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai berbagai hal seputar potret pendidikan di negara Iran, mulai dari
sistem pemerintahan, kondisi demografi dan income negara, filsafat
pendidikannya, kebijakan di bidang pendidikan, pengembangan kurikulum,
pengembangan tenaga kependidikan, sistem perjenjangan pendidikan, serta
perbedaan lembaga pendidikan swasta dan negeri.
A. Potret
Sistem Pemerintahan.
Akibat
revolusi, yakni perubahan konstelasi politik dari bentuk negara otokrasi
menjadi republik. Bentuk negara otokrasi hendak dikembangkan oleh Shahinsyah M.
Reza Pahlevi Aryamehr yang dinobatkan pada tahun 1925.
Saat
meletus perang dunia II, Iran menyatakan negaranya netral. Syah Reza Pahlevi
berupaya mengganti peradilan agama yang telah berlaku lama dengan model
peradilan Perancis yang sekuler. Pada tahun 1935, kantor-kantor catatan sipil
dibuka. Cadar khas penutup aurat wanita dihapus secara semena-mena. Kalender
hijriah oleh rakyat Iran telah dipakai jauh sebelumnya, diganti dengan kalender
kerajaan yang bersumber dari agama Mitraisme dari Kerajaan Cirus.
Kompetensi
para Fuqoha dan Mullah dipersempit dalam skala besar. Pada tahun 1962, Syah
Reza Pahlevi mengumumkan sebuah UU Peralihan bagi rakyat Iran yang isinya menggganti
Al-Quran dengan dengan UU baru yang sekuler. Tidak pelak lagi, kebijakan
tersebut membuka konfrontasi langsung dari pihak ulama’.
Kekuatan
otokrasi Syah Reza Pahlevi ditumbangkan oleh people power, lalu bentuk
pemerintahannya berubah menjadi republik Islam Iran, Jumhuriyyah Islamiyyah,
dengan slogan la syarkiyyah wa la gharbiyyah.
Sistem
pemerintahan Iran dibentuk atas kepemimpinan pemerintah (wilayah al-amr)
dan kepemimpinan agama (Imamah). Kepala pemerintahan adalah presiden,
sedangkan kepemimpinan agama berasal dari Faqih (wilayah al-faqih) yang
diakui sebagai pemimpin oleh rakyat.[1]
B. Kondisi
Demografi Dan Potensi Income Negara.
Iran
adalah sebuah negara yang berbilang suku dan agama. Etnik mayoritas ialah etnik Persia
(51% dari rakyatnya,) dan 70% rakyatnya adalah bangsa Iran,
keturunan orang Arya. Kebanyakan
penduduk Iran bertutur dalam bahasa yang tergolong dalam keluarga Bahasa Iran, termasuk bahasa Persia.
Kumpulan minoritas Iran ialah Azeri (24%), Gilaki dan Mazandarani
(8%), Kurdi
(7%), Arab
(3%), Baluchi (2%) Lur (2%) Turkmen
(2%), dan juga suku-suku lain (1%). Penutur ibu Bahasa Iran diperkirakan
sebanyak 40 juta di Iran, dan jumlah keseluruhannya (merangkumi negara-negara
lain) adalah 150-200 juta.
Penduduk
Iran pada tahun 2006 ialah 70 juta. Sebanyak dua pertiga jumlah penduduknya di
bawah umur 30 tahun dan persenan penduduk yang melek huruf 86%. Tingkat
pertambahan penduduknya semenjak setengah abad yang lalu tinggi dan
diperkirakan akan menurun di masa depan.
Kebanyakan
penduduk Iran adalah muslim, di mana 90% Syiah dan 8% Sunnah Wal Jamaah. 2% lagi
adalah penganut agama Baha'i, Mandea, Hindu, Zoroastrianisme,
Yahudi
dan Kristen.
Zoroastrianisme,
Yahudi
dan Kristian diakui oleh pemerintah
Iran dan turut mempunyai perwakilan di parlemen. Agama Baha'i
tidak diakui.[2]
Ekonomi
Iran adalah campuran Ekonomi Perencanaan Sentral dengan sumber minyak dan
perusahaan-perusahaan utamanya dimiliki pemerintahan, dan juga terdapat
beberapa perusahaan swasta. Pertumbuhan ekonomi Iran stabil semenjak dua abad
yang lalu.
Pada
awal abad ke-21, persenan sektor jasa dalam pengeluaran negara kasarnya, PNK,
adalah yang tertinggi, diikuti dengan pertambangan dan pertanian. 45% belanja
negara adalah hasil pertambangan minyak dan gas alam, dan 31% dari cukai. Pada
2004, PNK Iran diperkirakan sebanyak $163 milyar atau $2.440 per kapita.
C.
Filsafat Pendidikan
Satu
kenyataan penting berkaitan dengan perjalanan filsafat dalam sejarah Islam
adalah turut andilnya masalah kemazhaban tradisional Islam dalam proses
perkembangan pemikiran filsafat. Tanpa perlu menunjuk siapa filosof bermazhab
Islam apa, yang jelas, filsafat jauh lebih mudah bertahan di dunia Syiah dan
terdapat semacam tradisi menghargai filsafat yang masih terus berkelanjutan di
Persia dan dalam komunitas Syiah lainnya.
Di
era kontemporer, diakui secara luas bahwa warisan filsafat Islam, khususnya
mazhab Sadrian dan Sabzawarian—sebagai tonggak “sistem filsafat yang sangat
Islami”—berkembang jauh lebih ekstensif di Iran—yang sejak beberapa abad silam,
khususnya sejak kedatangan Syaikh Baha’i ke Iran, telah menjadikan mazhab Syiah
sebagai mazhab resmi di sana—ketimbang di wilayah lain yang mayoritas atau
minoritas penduduknya bermazhab Syiah.[3]
Dan dengan tumbuh
suburnya filsafat di Iran inilah yang akhirnya sedikit banyak mempengaruhi
sitem pendidikan di Iran, sehingga pendidikanpun cenderung terus berkembang dan
mampu menjawab tantangan di masa depan.[4]
D. Kebijakan
Strategis Di bidang Pendidikan
Dalam rangka menghilangkan kebodohan, Syah Reza
Parlevi memerintahkan berdirinya Badan Pemberantasan Buta Huruf (Literacy
Corps) dan sekolah-sekolah yang mampu menampung semua anak, baik laki-laki
maupun perempuan.
Syah
Reza Parlevi mendirikan Bank Nasional dan berbagai sekolah negeri di seluruh
negeri untuk kemudian mencanangkan program wajib belajar. Universitas Teheran
didirikan, para perempuan dapat mendaftar kuliah di sana meskipun jilbab
sebelumnya telah dilarang.
UUD Republik Islam Iran
memberi penekanan pada kewajiban pendidikan dan pengajaran. Itulah sebabnya
pemerintah menyediakan sarana cuma-Cuma bagi pemuda dan anak-anak sampai
tingkat sekolah menengah pertama. Dan kementrian pendidikan dan pengajaran
bertugas mengurusi anak-anak agar mendapat pendidikan dasar hingga tamat SMP.[5]
E. Pengembangan Kurikulum
Dalam hal ini Departemen
Pendidikan bertanggung jawab untuk pengembangan kurikulum dan menyediakan buku
pelajaran bagi semua universitas pra-program pendidikan. Pusat Teknologi
Pendidikan, bagian dari Organisasi Riset & Pendidikan Perencanaan,
memproduksi dan mendistribusikan materi audio dan visual tambahan bagi sekolah.
The CET juga bertanggung jawab untuk pengembangan intranet Roshd nasional untuk
sekolah-sekolah.
Administrasi kurikulum dan fasilitas di
Universitas Medis adalah tanggung jawab Departemen Kesehatan.[6]
F. Pengembangan Tenaga
Kependidikan
Waktu Syah Reza Parlevi
berkuasa, hampir semua sarana pendidikan terpusat di kota. Penduduk pedesaan
sangat tidak beruntung. Setelah revolusi Islam, berbagai pusat pemberantasan
buta huruf didirikan di seluruh pelosok negara. Terutama di pedusunan, pada
tahun 1979 dilakukan gerakan melek huruf hingga menjangkau sekitar 3 juta
rakyat dengan lebih dari 167.000 kelas pemberantasan buta huruf.
Mengingat revolusi Iran
berdasarkan nilai Islam, maka pada masa pascarevolusi banyak didirikan sekolah
agama untuk mendidik siswa agar mampu berasimilasi dengan kebudayaan Islam.
Banyak pelajar dan mahasiswa masuk ke sekolah dan perguruan tinggi, terutama di
pusat kota seperti Teheran, Qom, dan Masyhad. Dibandingkan sebelum revolusi
Iran pascarevolusi banyak mengalami perubahan dalam hal kurikulum, buku
pelajaran, kegiatan akademik, gerakan melek huruf.
Dewan pusat universitas tetap
melakukan pengawasan terhadap lama waktu tahun akademik, jumlah jam kredit yang
dibutuhkan untuk kenaikan tingkat, promosi fakultas, konfirmasi atas
pengangkatan para dekan.
G.
Sistem
Perjenjangan Pendidikan yang Dikembangkan
Adapun sistem pendidikan yang
ada di Iran adalah:
1. Sekolah Persiapan (Taman
Kanak-Kanak) dimulai pada usia 5 tahun
2. Sekolah Dasar, dimulai pada
usia 7 tahun, merupakan tahap awal proses pendidikan yang ditempuh dalam jangka
waktu 6 tahun.
3. Sekolah Lanjutan Pertama/
Sekolah Orientasi selama 3 tahun. Pada tahap ini siswa mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan dan persiapan untuk memilih bidang pengetahuan sesuai
minatnya.
4. Sekolah Lanjutan Atas/ Sekolah
Sains Teoritis
5. Pendidikan Tinggi
Disamping berbagai lembaga
pendidikan tinggi tadi terdapat juga pendidikan teknik dan kejuruan.
Ada tiga tingkat pendidikan
teknik di Iran, yaitu:
1. Tingkat pertama
Program sekolah dagang pasca
SD yang terkait dengan sekolah menegah pertama, ini merupakan program akhir
yang diarahkan pada pelatihan siswa agar menjadi pekerja yang mahir dan
terampil.
2. Tingkat kedua
Berkaitan dengan sekolah
menengah atas, para murid yang lulus dari sekolah menengah pertama bisa
diterima di sekolah teknik menengah atas ini. Dimaksudkan untuk melatih para
ahli teknik dan industri.
3. Tingkat ketiga
Sekolah tinggi teknik yang
menerima siswa yang telah menyelesaikan program akademik sekolah menengah/
telah lulus dari sekolah menengah teknik. Sekolah ini diniatkan untuk melatih
para insinyur dan teknisi.[7]
H.
Perbedaan
Antara Lembaga Pendidikan milik swasta dan negeri.
Untuk universitas negeri
dilengkapi dengan berbagai macam laboratorium yang cukup memadai untuk kampus
modern, laboratorium zoologi, kegiatan akademis, dan kampus Teheran digunakan
sebagai satu-satunya tempat shalat jumat di ibu kota Iran. Universitas negeri
tersebut antara lain adalah: Allanah Thabathaba’I, Universitas Manajemen Imam
Shodiq, Universitas Syahid Behesti, Universitas Sains dan Teknologi Iran,
Universitas Tabriz, Universitas Meshed, Universitas Gondishapour.
Sedangkan universitas swasta/
lembaga semi swasta kebanyakan menawarkan program pendidikan teknik dan
profesional. Diantaranya: Universitas Pahlevi/ Universitas Shiraz, Universitas
Nasional Iran, Universitas Teknik Aryanehr.
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf,
Abdul Rahman. 2003. Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan
Pendidikan Di Negara-Negara Islam Dan Barat. Yogyakarta: Gama Media.
Pendidikan
Di Iran http://translate.google.co.id
Syiah,
Iran , Dan Filsafat, http://smkattaqwakedaung.blogspot.com
Iran, http://id.wikipedia.org
Revolusi_Iran_Telah_Dimulai
http://semaoen.multiply.com/journal
Education_in_iran http://en.wikipedia.org
[1] Abdul Rahman Assegaf, internasionalisasi
Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan Di Negara-Negara Islam Dan Barat,
(Yogyakarta: Gama Media) hal.75
[3] Syiah, Iran , Dan Filsafat,
http://smkattaqwakedaung.blogspot.com
[4] Revolusi_Iran_Telah_Dimulai_http://semaoen.multiply.com/journal/item/169/
[5]
Abdul Rahman Assegaf, internasionalisasi
Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan Di Negara-Negara Islam Dan Barat,
(Yogyakarta: Gama Media) hal.76
[7] Education_in_iran http://en.wikipedia.org
0 komentar:
Post a Comment