Tuesday, March 13, 2018

AKHLAK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Akhlak merupakan tingkah laku seseorang yang di dorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata – mata taat kepada Allah dan  tunduk  kepada-Nya.    Oleh  karena  itu,  seseorang  yang  sudah memahami akhlak  maka  dalam  bertingkah  laku  akan  timbul  dari  hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan  tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Dengan  demikian  memahami  akhlak  adalah  masalah  fundamental dalam  Islam. Namun  sebaliknya  tegaknya  aktifitas  keislaman  dalam hidup  dan  kehidupan seseorang  itulah  yang  dapat  menerangkan  bahwa orang  itu memiliki akhlak . Jika seseorang  sudah memahami  akhlak  dan menghasilkan  kebiasaan  hidup  dengan  baik. Semua  yang  telah dilakukan  itu  akan melahirkan  perasaan moral  yang  terdapat  di  dalam  diri  manusia itu  sendiri  sebagai  fitrah, sehingga  ia mampu membedakan mana  yang  baik  dan mana yang  jahat, mana yang  bermanfaat dan mana  yang  tidak  berguna, mana yang  cantik dan mana yang buruk. 


A.Definisi Akhlak,Moral, dan Etika
1.Akhlak
Akhlak secara bahasa bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalako yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).
 Kesamaan kata diatas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia). Atau dengan kata lain, kata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (Tuhan). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.
Secara terminologis ada beberapa definisi tentang akhlak:
1.      IMAM AL GHOZALI
Akhlak adalah sifat ynag tertanam dalm jiwa yang menimbulkan perbuatan – perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.3
2.      IBRAHIM ANIS
Akhl;ak adalha sifat yang tertanam dalam jiwa, yang lahirlah macam –macam perbuatan, baik atau butruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.4
            Kedua definisi yang dikutip atas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau khaliq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana di perlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar. Dalam mu;jam alwaslih disebutkan  min ghairibijub’ili fiqr warujub (tanpa membutuhkan pemikiran).

2.MORAL
Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia
yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.
            Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa latin, kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan  mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.
            Pengertian moral dibedakan dengan pengertian kelaziman, meskipun dalam praktek kehidupan sehari-hari kedua pengertian itu tidak jelas batas-batasnya. Kelaziman adalah kebiasaan yang baik tanpa pikiran panjang dianggap baik, layak, sopan santun, tata krama, dsb. Jadi, kelaziman itu merupakan norma-norma yang diikuti tanpa berfikir panjang dianggap baik, yang yang berdasarkan kebiasaan atau tradisi.

Moral juga dapat dibedakan menjdi dua macam, yaitu:
1.      Moral murni,yaitu oral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pertanggungjawaban dari pancaran ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
2.      Moral terapan, yaitu moral yang didapat dari ajaran filosofis, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.

3.ETIKA
            Kata etika, seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa inggris, mengandung banyak pengertian. Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang  berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
            Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Etika sebagai ilmu, merupakan kumpulan tentang kebijakan, tentang penilaian perbuatan seseorang.
b.      Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebijakan. Misalnya, seseorang dikatakan etis apabila orng tersebut telah berbuat kebajiakan.
c.       Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.



B.Hubungan Akhlak, Moral, dan Etika.
 Apabila etika dan moral dihubungkan maka dapat dikatakan bahwa antara etika dan moral memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk selanjutnya di tentukan posisinya baik atau buruk. Tolak ukur yang di gunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan lainnya yang berlaku dimasyarakat.
Menurut Ibnu Arabi hati manusia itu bisa baik dan buruk, karena di dalam diri manusia terdapat 3 nafsu :
  1. Syahwaniyah
    Nafsu ini ada pada diri manusia dan binatang yaitu nafsu pada kelezatan (makanan,minuman) dan syahwat jasmani. Apabila manusia tidak mengendalikan nafsu ini maka manusia tidak ada bedanya dengan binatang.
2.      Al-Ghadabiyah
Nafsu ini juga ada pada diri manusia dan binatang , cenderung pada marah, merusak, ambisi dan senang menguasai dan mengalahkan orang lain serta lebih kuat di banding dengan syahwaniyah dan berbahaya jika tidak dikendalikan.
3.      Al-Nathiqah
Nafsu yang membedakan manusia dengan binatang. Nafsu ini mampu membuat berzikir, mengambil hikmah, memahami fenomena alam dan manusia menjadi agung, besar cita-citanya, kagum terhadap dirinya hingga bersyukur kepada Allah. Yang menjadikan manusia dapat mengendalikan 2 nafsu di atas dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

C.SUMBER-SUMBER  AKHLAK
Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana kesel;uruhan ajaran islam, sumber akhlak adalah al qur’an dan as sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan muktazilah.
       Dalalm konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’ (al-qur’an dan as-sunnah) menilainya demikian. Kenapa sifat sabar, syukur, pemaaf, pemurah, dan jujur misalnya dinilai baik?Tidak lain karena syara’ menilai semua sifat-sifat itu baik. Begitu juga sebaliknya, kenapa pemarah, tidak bersyukur, dendam , kikir dan dusta misalnya dinilai buruk? Tidak lain karena syara’ menilainya demikian.
Apakah islam menafi’kan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan buruk? Atau dengan ungkapan lain dapatkah ketiga hal terserbut dijadikan ukuran baik dan buruk?
Hati nurani atau fitrah dalam bahasa al-qur;an memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esaan-Nya ( Q.S ar-rum : 30 ). Karena fitewh itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. Ati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Tuhan, karena ajaran itu tidak akan didapat kecali dengan Allah sebagai summber kebenaran mutlak. 9namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan dan lingkungan.Fitrah hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan dikembangkan.Betapa banyak manusia yang fitrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidask dapat lagi melihat kebenaran.Oleh sebab itu ukuran hati nurani atau fitrah manusia semata.Harus dikembalikan keada penilaiaan syara’. Semua keputusan syara’ tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia, karena kedua duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah swt.
Demikian juga dengan akal pikiran.Ia hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Dan keputusanny a bermula dari pengalaman empiris kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya.Oleh karena itu keputusan yanga diberikan akal hanya bersifat sperkulatif dan subyektif.
Demikianlah tentang hati nurani dan akal pikiran.Bagaiman dengan pandangan masyarakat? Pandangan masyarakat juga bias dijadikan salah satu ukuran baik dan buruk, tetapi sangat RELATIF, tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat dan keruaniaanyya sudah tertutup dan akal pikiran mereka sudah dikotori oleh sikapmdan perilaku yang tidak  terpuji tentu tidak bias dijadikan ukuran.
Dari uraian diatas jelaslah bagi kita bahwa ukuran yang pasti(tidak sperkulatif), obyektif, komprehensif dan universal untuk menentukan baik dan buruk hanyalah al qur’an dan sunah, bukan yang lain- lainnya.



D.Urgensi (Kepentingan) Akhlak
Sebelum mengetahiu lebih dalam lagi tentang apa itu akhlak, maka kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu urgensi. Urgensi merupakan hal terpenting atau kepentingan.  Sedangkan akhlak merupakan tabiat, perangai, tingkah laku dan kebiasaan.Jadi, urgensi akhlak adalah hal-hal yang penting atau kepentingan akhlak.
Pentingnya akhlak adalah untuk membentuk manusia menjadi budi pekerti yangbaik dan sopan, santun, ramah dan sebagainya.ada beberapa hal-hal yang penting dalam akhlak, diantaranya;
A. Akhlak kepada sang pencipta (Allah)
       Hubungan manusia denga Allah adalah hubugan manusia dengan khlaiknya. Dalam masalah ketergantungan hidup manusia selalau ketregantungsn kepada yang lain. Dan tumpuan serta ketergantungan adalah kepada sang maha kuasa, yang perkasa, yang maha bijaksana, yang maha sempurna ialah Allah Rabbul ‘alamiin, Allah tuhan maha esa
Secara moral manusiawi, manusia mempunyai kewajiban kepada Allah sebagai khaliknya, yang telah member kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya. Menurut hadits Rasulullah kewajiban manusia kepada Allah pada dasarnya ada 2, yaitu;
·         Mentauhidkan Allah yaitu tidak mensyirikkan-Nya kepada sesuatupun
·         Beribadat kepadanya
Sedangkan dalam al-Qur’anul Karim kewajiban manusia itu diformulasikan dengan:
·         Iman
·         Amal sholeh

Sebagaiman tercantun dalam firman Allah surat Al-bayinah ayat 7-8 :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk.Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya.yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Seperti halnya yang telah disebutkan diatas juga termasuk dalam akhlak manusia kepada Allah. Dan jug dapat di implementasikan akhlak kepada Allah yaitu ;
·         Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.
·         Berbaik sangka kepada Allah SWT.
·         Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
·         Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
·         Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
·         Senantiasa mengingat Allah SWT.
·         Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
·         Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.

B.      Akhlak terhadap sesame
1.      Akhlak terhadap orang tua
Ibu dan ayah adalah kedua orang tua yang sangat besar jasanya kepada anaknya, dan mereka mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anaknya tersebut, jasa mereka tidak dapat dihitung dan dibandingkan dengan harta, kecuali mengembalikan menjadi orang merdeka sebagai manusia mempunyai hak kemanusiaan yang penuh.Setelah menjadi budak/hamba sahaya sesuatu keadaan yang tidak diinginkan.
Dapat di implemntasikan dalam akhlak kita kepada orang tua kita yaitu dengan cara :
·         Berbuat baik kepada ibu dan ayah, walaupun keduanya lalim
·         Berkata halus dan mulia kepada kedunya
·         Berkata lemah lembut kepada mamak dan bapak
·         Berbuat baik kepada ibu dan ayah yang sudah meninggal dunia (mendoakannya).
 2.      Akhlak terhadap tetangga
Kita tidak bisa hidup sendirian, dan sudah semestinya hidup kita saling bergantung satusama lain. Tetangga adalah karib kerabat terdekat kita.Jadi kalau dalam suatu rumah ada musibah atau hajatan maka tetanggalah yang turun langsung untuk membantu terlebih dahulu. Dan juga sudah semestinya agar kita berakhlak yang baik kepada tetangga-tengga kita, yaitu dengan cara:
·         Berbuat baik kepada tetangga kita
·         Saling bertolong menolong
·         Tidak meburukkan-burukkan teangga yang satu dengan tetangga yang lain
·         Menjaga silahruhrahmi
3.      Akhlak dalam bermasyarakat
Akhlak mulia merupakan akhlak yang berlaku dan berlangsung diatas jalur al-Qur’an dan perbuatan NAbi Muhammad saw. Dan Allah swt menetapkan akhlak mulia bagi Nabi Muhammad saw. Dalam sikap dan perbuatan seperti dalam al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4.
dan sesungguhnya engkau muhammad mempunyai akhlak yang mulia”.
Dalam kehidupan bermasyarakat sudah semestinya kita harus bertolong menolong atapun membantu. Kerena kita hidup seluputnya tidak sendirian, kita hidup itu membutuhkan orang lain. Dalam hidup besosial atau bermasyarakat juga kita harus berakhlak, dalam artian disini sudah pasti akhlak yang baik pula. Dan dapat di implementasikan dengan cara ;
·          Tolong-menolong
·          Adil
·          Menepati janji
·          Bermusyawarah
·         Menjaga ukhuwah


Dan juga kita harus mempunyai cara-cara atau adap yang baik dalam bermasyarakat yaitu:
·         Tata cara bebahasa
·         Tata cara salam
·         Tata cara makan dan minum
·         Tata cara dimajelis pertemuan
·         Tata cara mintak izin masuk
·         Tata cara member ucapan selamat
·         Tata cara berkelakar (becanda)
·         Tata cara menjenguk orang sakit
·         Tata cara ta’ziah
 4. Akhlak pergaulan laki-laki dan perempuan
Berbicaratentang masalah pergaulan laki-laki dan perempuan dalam islam, kita tidak terlepas dari persoalan muhrim atau bukan karena soal pergaulan adalah soal hubungan antaralaki-laki dan perempuan.
Dalam islam etika pegaulan laki-laki dan perempuan ada aturannya, dan ada batasan-batasannya. Misalnya dalam perjalanan seorang perempuan dan seorang laki-laki yang bukan muhrimnya tidak di bolehkan, dan hukumnya haram. Di sana harus di akui muhrimnya, untuk  menjaga agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan. Dan agar seorang perempuan tidak di cap namanya jelek.


5. Akhlak terhadap lingkungan atau alam sekitar
Manusia hidup memerlukan lingkungan karena memang manusia hidup didalam lingkungan.Lingkungan perlu dijaga dan diperhatikan. Kahar Mansyur mengemukakan pengertian lingkungan adalah ; sekeliling sedangkan pengertian hidupn adalah ia trus ada, bergerak dan bekerja. Jadi lingkungan hidup ialah keadaan sekeliling dari kehidupan manusia dimuka bumi ini, seperti udara yang dibutuhkan untukk pernafasan, sunbgai untuk keperluan air minum.Dan ikan-ikan yang terdapat didalamnuya bisa dimakan, hutan untuk perlindungan, serta kayu-kayunya bermanfaat bagi keperluan untuk mebangun rumah. Oleh sebab itu orang-orang yang beriman dianjurkan mempunyai akhlak terhadap lingkungan, berakhhlak terhadap lingkungan artinya memperlakukan lingkungan hidup secara baik dan dengan sewajarnya
Berakhlak dengan lingkungan dapat dilakukan dengan cara:
·         Melestarikan lingkungan
·         Menjaga lingkungan dari pencemaran
·         Memanfaatkan sumberdaya untuk kesejahteraan bersama



Kesimpulan
Akhlak adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena akhlak mencakup segala pengertian, tingkah laku, tabi’at, perangai manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungan dengan Khaliq atau sesama manusia. Akhlak bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunah yang manusia dapat meniru melalui ayat-ayat menerangkan akhlak Nabi Muhammad S.A.W yang sangat Mulia.
           Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu menyatakan: “Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya,”(HR. Bukhari dan Muslim)












DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Jakarta : Rajawali Pers 1996
Ahmad Amiin. Etika (Etika Akhlak) Terje. Parid Ma’ruf Jakarta Bintang 1975
www. Pengertian –keterkaitan-etikamoralakhlak.html




0 komentar: