Akhlak merupakan tingkah laku seseorang
yang di dorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik. Pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan
kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata – mata taat kepada
Allah dan tunduk kepada-Nya.
Oleh karena itu,
seseorang yang sudah memahami akhlak maka
dalam bertingkah laku
akan timbul dari
hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan
kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan
hidup keseharian.
Dengan demikian
memahami akhlak adalah
masalah fundamental dalam Islam. Namun
sebaliknya tegaknya aktifitas
keislaman dalam hidup dan
kehidupan seseorang itulah yang
dapat menerangkan bahwa orang
itu memiliki akhlak . Jika seseorang
sudah memahami akhlak dan menghasilkan kebiasaan
hidup dengan baik. Semua
yang telah dilakukan itu
akan melahirkan perasaan
moral yang terdapat
di dalam diri
manusia itu sendiri sebagai
fitrah, sehingga ia mampu
membedakan mana yang baik
dan mana yang jahat, mana
yang bermanfaat dan mana yang
tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.
A.Definisi Akhlak,Moral, dan Etika
1.Akhlak
Akhlak secara bahasa bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalako yang berarti
menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan)
dan khalq (penciptaan).
Kesamaan kata diatas mengisyaratkan
bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak
khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia). Atau dengan kata lain, kata
perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai
akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada
kehendak khaliq (Tuhan). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlak bukan
saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar
sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan
Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.
Secara terminologis ada beberapa
definisi tentang akhlak:
1.
IMAM AL
GHOZALI
Akhlak adalah
sifat ynag tertanam dalm jiwa yang menimbulkan perbuatan – perbuatan dengan
gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.3
2.
IBRAHIM ANIS
Akhl;ak adalha
sifat yang tertanam dalam jiwa, yang lahirlah macam –macam perbuatan, baik atau
butruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.4
Kedua definisi yang
dikutip atas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau khaliq itu adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana
di perlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta
tidak memerlukan dorongan dari luar. Dalam mu;jam alwaslih disebutkan min ghairibijub’ili fiqr warujub (tanpa
membutuhkan pemikiran).
2.MORAL
Moral
merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia
yang beradab.
Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian (pandangan
ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.
Menurut asal katanya “moral” dari
kata mores dari bahasa latin,
kemudian diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari,
yang dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk
kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan,
yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”,
prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.
Pengertian moral dibedakan dengan
pengertian kelaziman, meskipun dalam praktek kehidupan sehari-hari kedua
pengertian itu tidak jelas batas-batasnya. Kelaziman
adalah kebiasaan yang baik tanpa pikiran panjang dianggap baik, layak,
sopan santun, tata krama, dsb. Jadi, kelaziman itu merupakan norma-norma yang
diikuti tanpa berfikir panjang dianggap baik, yang yang berdasarkan kebiasaan
atau tradisi.
Moral juga dapat
dibedakan menjdi dua macam, yaitu:
1. Moral
murni,yaitu oral yang
terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pertanggungjawaban dari pancaran
ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
2.
Moral terapan, yaitu moral yang didapat dari ajaran filosofis,
agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia.
3.ETIKA
Kata etika, seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa
inggris, mengandung banyak pengertian. Dari segi etimologi (asal kata), istilah
etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan
masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian
ini berubah, bahwa etika adalah
suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik
dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.
Etika sebagai ilmu, merupakan kumpulan tentang
kebijakan, tentang penilaian perbuatan seseorang.
b. Etika dalam arti
perbuatan, yaitu perbuatan kebijakan. Misalnya, seseorang dikatakan etis
apabila orng tersebut telah berbuat kebajiakan.
c.
Etika sebagai filsafat, yang mempelajari
pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah
kesusilaan.
B.Hubungan Akhlak, Moral,
dan Etika.
Apabila etika dan moral dihubungkan maka dapat dikatakan bahwa antara etika dan moral memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk selanjutnya di tentukan posisinya baik atau buruk. Tolak ukur yang di gunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan lainnya yang berlaku dimasyarakat.
Apabila etika dan moral dihubungkan maka dapat dikatakan bahwa antara etika dan moral memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk selanjutnya di tentukan posisinya baik atau buruk. Tolak ukur yang di gunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan lainnya yang berlaku dimasyarakat.
Menurut Ibnu Arabi hati manusia itu bisa baik
dan buruk, karena di dalam diri manusia terdapat 3 nafsu :
- Syahwaniyah
Nafsu ini ada pada diri manusia dan binatang yaitu nafsu pada kelezatan (makanan,minuman) dan syahwat jasmani. Apabila manusia tidak mengendalikan nafsu ini maka manusia tidak ada bedanya dengan binatang.
2.
Al-Ghadabiyah
Nafsu ini juga ada pada diri manusia dan binatang , cenderung pada marah, merusak, ambisi dan senang menguasai dan mengalahkan orang lain serta lebih kuat di banding dengan syahwaniyah dan berbahaya jika tidak dikendalikan.
Nafsu ini juga ada pada diri manusia dan binatang , cenderung pada marah, merusak, ambisi dan senang menguasai dan mengalahkan orang lain serta lebih kuat di banding dengan syahwaniyah dan berbahaya jika tidak dikendalikan.
3.
Al-Nathiqah
Nafsu yang membedakan manusia dengan binatang. Nafsu ini mampu membuat berzikir, mengambil hikmah, memahami fenomena alam dan manusia menjadi agung, besar cita-citanya, kagum terhadap dirinya hingga bersyukur kepada Allah. Yang menjadikan manusia dapat mengendalikan 2 nafsu di atas dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Nafsu yang membedakan manusia dengan binatang. Nafsu ini mampu membuat berzikir, mengambil hikmah, memahami fenomena alam dan manusia menjadi agung, besar cita-citanya, kagum terhadap dirinya hingga bersyukur kepada Allah. Yang menjadikan manusia dapat mengendalikan 2 nafsu di atas dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
C.SUMBER-SUMBER AKHLAK
Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana kesel;uruhan ajaran islam, sumber akhlak adalah al qur’an dan as sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan muktazilah.
Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana kesel;uruhan ajaran islam, sumber akhlak adalah al qur’an dan as sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan muktazilah.
Dalalm
konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau
tercela, semata-mata karena syara’ (al-qur’an dan as-sunnah) menilainya
demikian. Kenapa sifat sabar, syukur, pemaaf, pemurah, dan jujur misalnya
dinilai baik?Tidak lain karena syara’ menilai semua sifat-sifat itu baik. Begitu
juga sebaliknya, kenapa pemarah, tidak bersyukur, dendam , kikir dan dusta
misalnya dinilai buruk? Tidak lain
karena syara’ menilainya demikian.
Apakah
islam menafi’kan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam
menentukan baik dan buruk? Atau dengan ungkapan lain dapatkah ketiga hal
terserbut dijadikan ukuran baik dan buruk?
Hati
nurani atau fitrah dalam bahasa al-qur;an memang dapat menjadi ukuran baik dan
buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid,
mengakui ke-Esaan-Nya ( Q.S ar-rum : 30 ). Karena fitewh itulah manusia cinta
kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. Ati nuraninya selalu
mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Tuhan,
karena ajaran itu tidak akan didapat kecali dengan Allah sebagai summber
kebenaran mutlak. 9namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat
berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar, misalnya pengaruh pendidikan
dan lingkungan.Fitrah hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara
dan dikembangkan.Betapa banyak manusia yang fitrahnya tertutup sehingga hati
nuraninya tidask dapat lagi melihat kebenaran.Oleh sebab itu ukuran hati nurani
atau fitrah manusia semata.Harus dikembalikan keada penilaiaan syara’. Semua
keputusan syara’ tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia, karena
kedua duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah swt.
Demikian
juga dengan akal pikiran.Ia hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki manusia
untuk mencari kebaikan atau keburukan. Dan keputusanny a bermula dari
pengalaman empiris kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya.Oleh karena
itu keputusan yanga diberikan akal hanya bersifat sperkulatif dan subyektif.
Demikianlah
tentang hati nurani dan akal pikiran.Bagaiman dengan pandangan masyarakat?
Pandangan masyarakat juga bias dijadikan salah satu ukuran baik dan buruk,
tetapi sangat RELATIF, tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat
dan keruaniaanyya sudah tertutup dan akal pikiran mereka sudah dikotori oleh
sikapmdan perilaku yang tidak terpuji
tentu tidak bias dijadikan ukuran.
Dari uraian diatas
jelaslah bagi kita bahwa ukuran yang pasti(tidak sperkulatif), obyektif, komprehensif dan universal untuk
menentukan baik dan buruk hanyalah al qur’an dan sunah, bukan yang lain-
lainnya.
D.Urgensi (Kepentingan) Akhlak
Sebelum mengetahiu lebih dalam lagi tentang apa itu akhlak, maka kita
harus mengenal terlebih dahulu apa itu urgensi. Urgensi merupakan hal
terpenting atau kepentingan. Sedangkan akhlak merupakan tabiat, perangai,
tingkah laku dan kebiasaan.Jadi, urgensi akhlak adalah hal-hal yang penting
atau kepentingan akhlak.
Pentingnya akhlak adalah untuk membentuk manusia menjadi
budi pekerti yangbaik dan sopan, santun, ramah dan sebagainya.ada beberapa
hal-hal yang penting dalam akhlak, diantaranya;
A. Akhlak kepada sang pencipta (Allah)
Hubungan
manusia denga Allah adalah hubugan manusia dengan khlaiknya. Dalam masalah
ketergantungan hidup manusia selalau ketregantungsn kepada yang lain. Dan
tumpuan serta ketergantungan adalah kepada sang maha kuasa, yang perkasa, yang
maha bijaksana, yang maha sempurna ialah Allah Rabbul ‘alamiin, Allah tuhan
maha esa
Secara moral manusiawi, manusia mempunyai kewajiban kepada Allah sebagai
khaliknya, yang telah member kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya. Menurut
hadits Rasulullah kewajiban manusia kepada Allah pada dasarnya ada 2, yaitu;
·
Mentauhidkan Allah yaitu tidak mensyirikkan-Nya kepada sesuatupun
·
Beribadat kepadanya
Sedangkan dalam al-Qur’anul Karim
kewajiban manusia itu diformulasikan dengan:
·
Iman
·
Amal sholeh
Sebagaiman tercantun dalam firman
Allah surat Al-bayinah ayat 7-8 :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk.Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah
syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya.Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya.yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Seperti halnya yang telah disebutkan diatas juga termasuk dalam akhlak
manusia kepada Allah. Dan jug dapat di implementasikan akhlak kepada Allah
yaitu ;
·
Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.
·
Berbaik sangka kepada Allah SWT.
·
Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
·
Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
·
Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
·
Senantiasa mengingat Allah SWT.
·
Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
·
Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
B.
Akhlak terhadap sesame
1. Akhlak terhadap orang tua
1. Akhlak terhadap orang tua
Ibu dan ayah adalah kedua orang tua yang sangat besar jasanya kepada
anaknya, dan mereka mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anaknya
tersebut, jasa mereka tidak dapat dihitung dan dibandingkan dengan harta,
kecuali mengembalikan menjadi orang merdeka sebagai manusia mempunyai hak
kemanusiaan yang penuh.Setelah menjadi budak/hamba sahaya sesuatu keadaan yang
tidak diinginkan.
Dapat di
implemntasikan dalam akhlak kita kepada orang tua kita yaitu dengan cara :
·
Berbuat baik kepada ibu dan ayah, walaupun keduanya lalim
·
Berkata halus dan mulia kepada kedunya
·
Berkata lemah lembut kepada mamak dan bapak
·
Berbuat baik kepada ibu dan ayah yang sudah meninggal dunia (mendoakannya).
2. Akhlak
terhadap tetangga
Kita tidak bisa
hidup sendirian, dan sudah semestinya hidup kita saling bergantung satusama
lain. Tetangga adalah karib kerabat terdekat kita.Jadi kalau dalam suatu rumah
ada musibah atau hajatan maka tetanggalah yang turun langsung untuk membantu
terlebih dahulu. Dan juga sudah semestinya agar kita berakhlak yang baik kepada
tetangga-tengga kita, yaitu dengan cara:
·
Berbuat baik kepada tetangga kita
·
Saling bertolong menolong
·
Tidak meburukkan-burukkan teangga yang satu dengan tetangga yang lain
·
Menjaga silahruhrahmi
3. Akhlak dalam bermasyarakat
Akhlak mulia merupakan akhlak yang berlaku dan berlangsung diatas jalur
al-Qur’an dan perbuatan NAbi Muhammad saw. Dan Allah swt menetapkan akhlak
mulia bagi Nabi Muhammad saw. Dalam sikap dan perbuatan seperti dalam al-Qur’an
surat al-Qalam ayat 4.
“dan sesungguhnya engkau muhammad mempunyai akhlak yang mulia”.
Dalam kehidupan
bermasyarakat sudah semestinya kita harus bertolong menolong atapun membantu.
Kerena kita hidup seluputnya tidak sendirian, kita hidup itu membutuhkan orang
lain. Dalam hidup besosial atau bermasyarakat juga kita harus berakhlak, dalam
artian disini sudah pasti akhlak yang baik pula. Dan dapat di implementasikan
dengan cara ;
·
Tolong-menolong
· Adil
· Adil
·
Menepati janji
·
Bermusyawarah
·
Menjaga ukhuwah
Dan juga kita harus mempunyai cara-cara atau adap yang baik dalam
bermasyarakat yaitu:
·
Tata cara bebahasa
·
Tata cara salam
·
Tata cara makan dan minum
·
Tata cara dimajelis pertemuan
·
Tata cara mintak izin masuk
·
Tata cara member ucapan selamat
·
Tata cara berkelakar (becanda)
·
Tata cara menjenguk orang sakit
·
Tata cara ta’ziah
4. Akhlak
pergaulan laki-laki dan perempuan
Berbicaratentang masalah pergaulan laki-laki dan perempuan dalam islam,
kita tidak terlepas dari persoalan muhrim atau bukan karena soal pergaulan
adalah soal hubungan antaralaki-laki dan perempuan.
Dalam islam etika pegaulan laki-laki dan perempuan ada aturannya, dan ada
batasan-batasannya. Misalnya dalam perjalanan seorang perempuan dan seorang
laki-laki yang bukan muhrimnya tidak di bolehkan, dan hukumnya haram. Di sana
harus di akui muhrimnya, untuk menjaga agar terhindar dari hal-hal yang
tidak di inginkan. Dan agar seorang perempuan tidak di cap namanya jelek.
5. Akhlak terhadap lingkungan atau
alam sekitar
Manusia hidup
memerlukan lingkungan karena memang manusia hidup didalam lingkungan.Lingkungan
perlu dijaga dan diperhatikan. Kahar Mansyur mengemukakan pengertian lingkungan
adalah ; sekeliling sedangkan pengertian hidupn adalah ia trus ada, bergerak
dan bekerja. Jadi lingkungan hidup ialah keadaan sekeliling dari kehidupan
manusia dimuka bumi ini, seperti udara yang dibutuhkan untukk pernafasan,
sunbgai untuk keperluan air minum.Dan ikan-ikan yang terdapat didalamnuya bisa
dimakan, hutan untuk perlindungan, serta kayu-kayunya bermanfaat bagi keperluan
untuk mebangun rumah. Oleh sebab itu orang-orang yang beriman dianjurkan
mempunyai akhlak terhadap lingkungan, berakhhlak terhadap lingkungan artinya
memperlakukan lingkungan hidup secara baik dan dengan sewajarnya
Berakhlak dengan lingkungan dapat
dilakukan dengan cara:
·
Melestarikan lingkungan
·
Menjaga lingkungan dari pencemaran
·
Memanfaatkan sumberdaya untuk kesejahteraan bersama
Kesimpulan
Akhlak adalah hal terpenting dalam kehidupan
manusia, karena akhlak mencakup segala pengertian, tingkah laku, tabi’at,
perangai manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungan dengan Khaliq atau
sesama manusia. Akhlak bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunah yang manusia dapat
meniru melalui ayat-ayat menerangkan akhlak Nabi Muhammad S.A.W yang sangat
Mulia.
Anas
bin Malik radhiallahu ‘anhu menyatakan: “Rasulullah
shallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya,”(HR.
Bukhari dan Muslim)
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Jakarta : Rajawali
Pers 1996
Ahmad Amiin. Etika (Etika Akhlak) Terje. Parid
Ma’ruf Jakarta Bintang 1975
www.Urgensi-akhlak-dan-pendidikan-islam/ Solihin, M
www. Pengertian –keterkaitan-etikamoralakhlak.html
0 komentar:
Post a Comment