Salah
satu usaha pemerintahan untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolahan adalah
laboratorium. Usaha pemerintahan tentunya untuk menunjang pendidikan supaya
maju serta meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan peserta didik supaya tetap
mengikuti perkembangan zaman.
Belajar
dengan percobaan di laboratorium, memungkinkan siswa menggunakan semua potensi
baik kognitif, afektif dan psikomotorik. Terutama proses mentalnya untuk
menemukan sendiri konsep-konsep atau prinsip-prinsip kimia dan konsep-konsep
mental lainnya. insfrastruktur labortorium merupakan sarana dan prasarana yang
terdapat didalam laboratorium yang akan mendukung segala kegiatan operasional
laboratorium.
A.
Pengertian
Administrasi
Pengelolaan laboratorium IPA secara modern dan profesional tidak
lepas dari pengelolaan administrasi. Administrasi laboratorium IPA adalah satu
hal pokok yang harus diperhatikan oleh pengelola laboratorium IPA. Herbert A Simon dalam bukunya Administrative
Behaviour, mendefinisikan administrasi sebagai kegiatan dari sekelompok
manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut Liang Gie dalam bukunya Unsur Unsur
Administrasi (Suatu Kumpulan Karangan), mendefinisikan administrasi
sebagai segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan-pekerjaan induk
dan sumber-sumber kegiatan lainnya yang bermaksud mencapai tujuan apapun dalam
usaha bersama dari sekelompok orang.
Administrasi Laboratorium tidak hanya suatu proses pendataan atau
pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium, namun lebih
luas lagi yakni administrasi laboratorium merupakan suatu proses bersama untuk
menyelenggarakan kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian
maupun pengabdian masyarakat secara kelembagaan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, pengawasan untuk mencapai
tujuan pengelolaan laboratorium secara terencana dan sistematis[1]. Administrasi
merupakan suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas & aktifitas
laboratorium, dengan tujuan supaya semua fasilitas dan aktifitas laboratorium
dapat terorganisir dengan sistematis. Berikut ini cara mengelola administrasi laboratorium
IPA:
1.
Pengelola
laboratorium IPA harus merencanakan kebutuhan alat dan bahan jangka panjang
maupun jangka pendek yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian atau
praktik. Perencanaan kebutuhan alat dan laboratorium IPA harus didasarkan pada
beberapa hal pokok berikut ini.
a.
Daya
tampung laboratorium IPA terhadap peserta. Jika daya tampung laboraorium
mencapai 50 peserta, berarti jumlah tersebut bisa dikelompokkan menjadi lima
kelompok, dimana per kelompok diisi oleh 10 peserta. Dengan demikian, perencanaan
alat dan bahan laboratorium IPA didasarkan pada 5 kelompok.
b.
Perencanaan
tersebut didasarkan pada jumlah janis alat dan bahan yang diperlukan.
c.
Perencanaan
pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA juga harus didasarkan pada dana yang
dimiliki. Jangan sampai pengelola laboratorium IPA merencanakan pengadaan alat
dan bahan seharga Rp. 30.000.000,00 sementara dana yang dimiliki oleh
laboratorium hanya Rp. 20.000.000,00.
d.
Perencanaan
pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA juga perlu didasarkan pada kondisi
fisik ruangan laboratorium. Jika kondisi ruangan laboratorium IPA masih
memprihatinkan, misalnya ukuran yang sempit, maka jangan merencanakan pembelian
alat yang berukuran besar.
e.
Perencanaan
pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA juga harus didasarkan pada jadwal
penggunaan laboratorium. Jika penggunaan laboratorium hanya satu bulan sekali,
maka jangan merencanakan pengadaan alat yang harus digunakan seminggu sekali.
2.
Para
pengelola laboratorium IPA harus kreatif mencari cara untuk mendapat alat dan
bahan laboratorium, terutama ketika persediaan dana sedang menipis. Ada
beberapa cara untuk memperoleh alat dan bahan menurut rencana kebutuhan.
a.
Membeli
sendiri dengan kas keuangan laboratorium IPA yang masih tersedia.
b.
Mencari,
menerima bantuan atau sumbangan dari pihak lain, artinya pengadaan alat
laboratorium tidak harus membeli sendiri, tetapi juga bisa dari bantuan dari pihak lain, sepert pemerintah, institusi
lain yang terkait, sponsor dan lain sebagainya.
c.
Membuat
alat sendiri. Ada beberapa alat laboratorium IPA yang sebenarnya bisa dibuat
sendiri. Misalnya meja, lemari, kursi, dan lain sebagainya.
d.
Menyewa
atau meminjam dari pihak lain, apabila kas laboratorium IPA tidak cukupuntuk
membeli alat. Dalam hal ini pihak pengelola laboratorium IPA harus sering
melakukan kerja sama sehingga mudah mencari mitra dan pemenuhan alat dan bahan.
3.
Hal
yang perlu dilakukan pengelola laboratorium untuk mengurus administrasi
laboratorium adalah pembukuan alat dan bahan. Semua peralatan dan bahan harus
dicatat dalam pembukuan tersebut[2].
Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan rutin yang
berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala
dengan baik dan teratur. Dengan adanya administrasi (pencatatan) maka
keberadaan alat dan bahan dalam catatan dapat menjadi sumber kajian bagi para
pengelola laboratorium untuk mempelajari potensi laboratorium yang dikelolanya.
Data peralatan laboratorium sebaiknya selalu dipelajari
sekurang-kurangnya sekali dalam waktu tiga bulan hal ini sangat penting untuk
memantau keberadaan jumlah alat, alat yang hilang atau rusak, atau untuk
memprioritaskan kebutuhan dimasa-masa yang akan datang[3]. Berikut
ini beberapa keuntungan pengadministrasian
yang baik :
1)
Menolong dalam pembuatan
rencana pengadaan alat dan bahan
2)
Memperlancar pelaksanaan
kegiatan
3)
Penyajian laporan yang
obyektif
4)
Mempermudah pengawasan
5)
Melindungi kekayaan
laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi
yang ada di laboratorium, yang antara lain terdiri atas:
a)
Inventarisasi
peralatan laboratorium
b)
Daftar
kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/dikembalikan
c)
Surat
masuk dan surat keluar
d)
Daftar
pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/ penelitian
e)
Daftar
inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya
f)
Sistem
evaluasi dan pelaporan[4]
B.
Perangkat Pengadministrasian Alat dan
Bahan
Secara standar terdapat beberapa komponen administrasi
laboratorium yang harus dipenuhi
oleh pengurus lab IPA. Berikut ini merupakan format yang ada
mengenai komponen komponen tersebut:
1.
Buku investaris dan kartu investaris
Keterangan:
a.
No: no urut alat dan bahan yang
diinventarisir
b.
Nama alat/bahan: nama dagang atau
nama resmi alat dan bahan yang dibeli. Syaratnya pengisian nama alat dan bahan
harus konsisten.
c.
Kode: kode alat dan bahan yang kita
beli. Untuk kode bisa mengikuti kode yang dibuat perusahaan tempat
pembelian alat dan bahan tersebut atau membuat kode sendiri
d.
Produsen: nama perusahaan yang
membuat alat dan bahan, bukan dengan nama toko.
e.
Kondisi: jumlah barang yang dalam
keadaan baik, rusak atau hilang.
f.
Keterangan: informasi tambahan.
Misalnya kenapa alat tersebut hilang, dll.
Contoh :
Aturan
Penggunaan Buku Inventarisir
a)
Buku inventarisir merupakan daftar yang memuat
semua barang milik lab. IPA yang dipakai dan ada hubungannya dengan kegiatan
praktikum di dalam lab.
b)
Inventarisir dilakukan minimal sekali/semester.
2.
Kartu stok
Keterangan:
a.
Spesifikasi : Ciri khas utama dari
alat atau bahan yang kita masukkan ke dalam kartu stok.
b.
Tanggal: Tanggal pengecekan barang
tersebut
c.
Keadaan Masuk: Jumlah barang yang
masuk atau dibeli untuk laboratorium
d.
Keadaan Keluar: Jumlah barang yang dipakai
di dalam laboratorium
e.
Keadaan Persediaan: Jumlah
alat/bahan yang disimpan di gudang atau yang tidak dipakai (hanya sebagai
cadangan)
Contoh:
Aturan penggunaan kartu stok
a)
Kartu stok merupakan catatan
pergerakan transaksi keluar-masuk suatu bahan yang terdapat di dalam lab.
b)
Kartu stok diletakkan
bersamaan/berdekatan dengan alat/bahan yang bersangkutan.
c)
Pencatatan di kartu stok dilakukan
secara rutin dari hari ke hari.
3.
Kartu peminjaman alat dan bahan
Keterangan:
a.
Praktikum Ke: diisi dengan no.
urut praktikum yang dilakukan dalam satu semester (diisi siswa)
b.
Judul Praktikum: diisi dengan
judul praktikum yang dilakukan sesuai LKS (diisi siswa)
c.
Kelompok: diisi dengan nama
kelompok (diisi siswa)
d.
Nama Anggota: diisi dengan nama
anggota kelompok (diisi siswa)
e.
Kode: opsional dan diisi oleh
laboran
f.
Ditandatangai oleh ketua kelompok
dan laboran
Contoh:
Aturan penggunaan kartu peminjaman
alat dan bahan
a)
Kartu peminjaman alat dan bahan
berisi daftar alat/bahan yang diperlukan oleh suatu kelompok atau oleh guru
yang bersangkutan untuk melakukan sekali praktikum dan ditujukan kepada
laboran.
b)
Pencatatan di kartu peminjaman alat
dan bahan dilakukan setiap akan melakukan praktikum.
Catatan:
Terdapat dua versi kartu peminjaman alat dan bahan
Terdapat dua versi kartu peminjaman alat dan bahan
Versi 1: kartu peminjaman alat dan bahan
dilakukan oleh siswa untuk diajukan ke laboran.
Versi 2: kartu peminjaman alat
dan bahan dilakukan oleh dosen atau asisten dosen mata pelajaran untuk diajukan
ke laboran.
4.
Buku catatan harian laboratorium
Keterangan:
a.
No.: diisi dengan no. urut
praktikum yang dilakukan dalam satu semester
b.
Hari/Tanggal: diisi dengan
hari/tanggal dilaksanakannya praktikum
c.
Judul Praktikum: diisi dengan
judul praktikum yang dilakukan
d.
Kelas: diisi dengan nama kelas
yang melakukan praktikum
e.
Jam: diisi dengan jam
pelaksanaan praktikum
f.
Paraf: diisi dengan paraf
laboran
g.
Keterangan: diisi dengan keterangan
tambahan yang bisa dicantumkan
Contoh:
Aturan penggunaan buku catatan
harian laboratorium
a)
Buku catatan harian lab. merupakan
buku yang berisi daftar kegiatan praktikum yang dilakukan di dalam lab.
b)
Pencatatan di buku catatan harian
lab. dilakukan secara rutin dari hari ke hari.
5.
Kartu resparasi
Keterangan:
a.
No. Kartu: diisi dengan no.
surat kartu reparasi. Contoh: 001/Lab. Fisika/SMA Rofa Yulia Azhar/IV/2014
b.
Jenis Kerusakan: diisi dengan
jenis kerusakan yang diperbaiki
c.
Komponen: diisi jika memang
terdapat penggantian komponen
d.
Harga: diisi dengan biaya
reparasi dan biaya komponen yang diganti
e.
Keterangan: diisi dengan
keterangan tambahan yang bisa dicantumkan
f.
Dilampirkan pula kuitansi perbaikan
dan pergantian komponen
g.
Ditandatangani oleh teknisi (atau
laboran) dan koordinator lab. IPA
Aturan penggunaan kartu reparasi
a)
Kartu reparasi merupakan kartu yang
memuat informasi menganai perbaikan atau reparasi suatu alat
b)
Pencatatan di buku catatan harian
lab. dilakukan oleh teknisi bila ada perbaikan terhadap barang yang rusak dan
dilaporkan kepada koordinator lab.
6.
Laporan bulanan
Keterangan:
a.
No: diisi dengan no. urut
dilaksanakannya praktikum
b.
Judul Praktikum: diisi dengan
judul praktikum
c.
Kelas: diisi dengan kelas yang
melaksanakan praktikum
d.
Demonstrasi atau Praktikum: diisi
dengan tanda ceklis demonstrasi atau praktikum
e.
Nama Guru: diisi dengan nama guru
mata pelajaran yang membimbing praktikum
f.
Ditandatangani oleh laboran, ketua
lab dan kepala sekolah
g.
Dilaporkan setiap akhir bulan
Contoh:
Aturan penggunaan laporan bulanan
a)
Laporan bulanan merupakan daftar
yang memuat kegiatan apa saja yang dilakukan di laboratorium setiap bulannya.
b)
Laporan bulanan dibuat oleh
koordinator lab. dan dilaporkan kepada wakasek kurikulum, wakasek sarana dan
prasarana serta kepada kepala sekolah.
c)
Laporan bulanan dibuat minimal
sebulan sekali.
7.
Daftar alat dan bahan
Keterangan:
a.
No: diisi dengan no. urut
dilaksanakannya praktikum
b.
Judul Praktikum: diisi dengan
judul praktikum
c.
Nama Alat dan Bahan: diisi
dengan nama alat dan bahan untuk melakukan praktikum
d.
Jumlah: diisi dengan jumlah
minimal alat dan bahan untuk jumlah kelompok ideal dalam jangka waktu satu
tahun. Misalnya jumlah kelompok ideal untuk satu kelas adalah 6 kelompok.
e.
Keterangan: diisi dengan tambahan
informasi yang diperlukan
f.
Ditandatangani oleh laboran, ketua
lab dan kepala sekolah
g.
Dilaporkan setiap awal semester
Aturan penggunaan daftar alat dan
bahan sesuai dengan LKS
a)
Daftar alat dan bahan berisi daftar
alat yang dibutuhkan untuk melakukan sekali praktikum dalam satu kelas dalam
periode tahun ajaran tertentu.
b)
Daftar alat dan bahan dibuat paling
lambat seminggu sebelum hari pertama di tahun ajaran baru.
Fungsi dari daftar alat dan bahan
adalah untuk memastikan agar alat dan bahan sudah tersedia jauh hari sebelum
praktikum akan dilaksanakan. Fungsi lainnya sebagai landasan untuk pengajuan
pembelian alat dan bahan laboratorium[5].
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Administrasi laboratorium IPA adalah satu hal pokok yang harus
diperhatikan oleh pengelola laboratorium
IPA. Herbert A Simon dalam bukunya Administrative Behaviour,
mendefinisikan administrasi sebagai kegiatan dari sekelompok manusia yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Administrasi merupakan suatu proses
pencatatan atau inventarisasi fasilitas & aktifitas laboratorium, dengan
tujuan supaya semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir
dengan sistematis.
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi
yang ada di laboratorium, yang antara lain terdiri atas: Inventarisasi
peralatan laboratorium, Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang
rusak, alat yang dipinjam/dikembalikan, Surat masuk dan surat keluar, Daftar, pemakai
laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/ penelitian, Daftar
inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya, Sistem
evaluasi dan pelaporan.
Perangkat Pengadministrasian Alat dan Bahan seperti:
buku investaris dan kartu investaris, kartu stok, Kartu peminjaman alat dan
bahan, Buku catatan harian laboratorium, Kartu resparasi, Daftar alat dan
bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Decaprio Richard Tips Mengelola
Laboratorium Sekolah [Buku]. - Jogjakarta : Diva Press, 2013.
http://bettysirait1992.blogspot.co.id/2014/06/administrasi-laboratorium.
html [Buku]. - [s.l.] : Betty Eldia, Selasa, 03 Juni 2014.
http://chemistry6623.blogspot.co.id/2012/08/pengertian-administrasi-laboratorium.html
[Buku].
Suyanta Manajemen Operasional Laboratorium
[Buku]. - Yogyakarta : UNY, 2010.
[5] http://bettysirait1992.blogspot.co.id/2014/06/administrasi-laboratorium.
html, diakses oleh Betty Eldia, pada tanggal Selasa, 03 Juni 2014.
0 komentar:
Post a Comment