Monday, March 19, 2018

MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN

Video merupakan pembelajaran yang dikemas melalui pita video dan dapat dilihat melalui video/ VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi .[1] Menurut Nurgent (2005), banyak guru menggunakan video untuk memperkenalan sebuah topik, menyajikan konten, menyediakan perbaikan, dan meningkatkan pengayaan. Segmen-segmen video bisa digunakan di seluruh lingkungan pengajaran dengan kelas, kelompok kecil, dan siswa-siswa perorangan.[2]
2.    Arti Penting Media dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Di Sekolah Dasar pengunaan media pada pembelajaran menjadi bagian penting yang harus mendapat perhatian dari guru. Hal ini disebabkan karena input siswa pada tingkat dasar memiliki kemampuan yang terbatas sehingga menjadi penting diperhatikan Media Pembelajaran pada pembelajaran di Sekolah Dasar.
Yang lebih tinggi, maka siswa harus dibekali dengan tiga kemampuan dasar tersebut. Kompotensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa pada tingkat Sekolah Dasar adalah sekurang-kurangnya memiliki kemampuan membaca, menulis dan berhitung untuk dijadikan modal utama dan pokok untuk dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang  pendidikan formal selanjutnya. Agar siswa dapat mengikuti kegiatan pendidikan ditingkat
Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa kebanyakan siswa yang duduk di Sekolah Dasar pada kelas satu belum memiliki kemampuan yang memadai untuk membaca sumber belajar melalui buku untuk semua mata pelajaran. Sementara untuk dapat menguasai mata pelajaran, maka siswa harus telah mampu membaca buku sumber pembelajaran tersebut.
Keterbatasan kemampuan membaca siswa di tingkat Sekolah Dasar mengharuskan guru menggunakan media bantu agar dapat memahami materi yang akan disampaikan. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan bahwa kesulitan yang sering dihadapi oleh siswa SD dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran sains adalah karena ketidak mampuan siswa SD membaca sehingga sulit memahami isi materi pelajaran selain yang disampaikan guru dengan cara lisan.
Karena rendahnya kemampuan siswa membaca, maka dalam mengajarkan materi pelajaran perlu dipergunakan alat peraga yang dapat memantau siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru Alat peraga yang dapat dipergunakan diantaranya adalah alat peraga gambar. Seperti diketahui bahwa alat peraga adalah merupakan merupakan alat bantu yang dipergunakan untuk melakukan visualisasi dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar tersebut dapat berlangsung secara efektif. Karena keterbatasan kemampuan siswa mebaca dalam mata pelajaran sains, maka guru perlu menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga gambar sebagai media grafis yang dapat membantu siswa untuk memahami materi dan isi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan  pembelajaran terdiri dari beberapa jenis media pengajaran yaitu media foto, grafik, globe, atlas, film dan sebagainya. Menurut Sudjana, 2002 (dalam Uaksena: 2012) beberapa media pegajaran yang sering digunakan adalah: Pertama, media Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan sebagainya, Kedua, media tiga dimensi yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, OHP dan Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media.[3]
B.  Teknik Media Video dalam Pembelajaran
Dalam pengajaran, terdapat berbagai teknik, pendekatan dan strategi yang boleh digunakan untuk menjadikan pengajaran menarik dan berkesan. Salah satu dari teknik tersebut adalah teknik video. Teknik video adalah teknik yang menggunakan alat elektronik yang melibatkan televisyen, pita rekaman dan alat perekam video.
Terdapat dua jenis pengajaran yang boleh digunakan dalam pengajaran menggunakan teknik video, yaitu:
1.    Video pengajaran Terus (VPT)
Video Pengajaran Terus bermaksud mengajar kelas  secara langsung dari pada skrin TV. Cara ini digunakan untuk perangkat asas dan mendengar. Dalam VPT terdapat hanya satu bahasa penghantar untuk diikuti dan seorang pengacara diskrin TV akan membimbing pelajar-pelajar. Kepsi yaitu model-model ayat pada skrin TV akan menonjolkan item-item penting yang akan dipelajari dan terdapat juga arahan          yang menerangkan apa yang patut diperhatikan dan dilakukan  oleh pelajar-pelajar menerusi video tersebut.
Dalam VPT, tayangan itu memprsembahkan bahasa baru dan guru berperan menyusulinya dengan buku dan pita video sebagai latihan dan eksploitasi. Biasanya urutan bahasa yang dipilih, adalah bertujuan untuk memenuhi keperluan tertentu. Dengan demikian, guru akan menggunakan video sebagai bahan sumber.
2.    Video Sumber (VS)
Vide sumber tidak mengandung pengajaran secara terus, tetapi input bahasa yang dipilih dan digred masih berdasarkan sukatan pelajarn bahasa dan ia merupakan sejenis pengajaran secara tidak langsung. Tujuan sumber video ialah untuk memberikan illustrasi bahasa baru bagi sesuatu tahap tertentu.
Jenis-Jenis Teknik Video:
1.    Pemahaman mendengar (Cloze/Listening Comprehension)
     Terdapat berbagai bentuk aktiviti boleh dijalankan. Pelajar-pelajar boleh diberi skrip-skrip pencerita (narator) atau didalam video dengan beberapa perkataan ditiadakan. Tugas pelajar ialah mengisi tempat kosond dengan teliti. Sebagai aternatif, pelajar-pelajar boleh diminta menjawab soal-soal kefahaman berdasarkan video yang dipertontonkan.
2.    Tayangan Senyap (Silent Viewing)
               Audio ditutup dan guru meminta pelajar menonton hanya visual yang terdapat pada skrin TV. Biarkan pelajar meneka apa yang diperkatakan berdasarkan kepada yang telah mereka tonton. Mungkin agak sukar bagi mereka memberitahu perkataan-perkataan yang tepat yang digunakan bagi mereka sepatutnya boleh memberitahu beberapa frasa dan kata kunci.
3.    Tayangan Bersilang (Jigsaw Viewing)
               Secara berpasangan setiap pelajar duduk belakang membelakangi antara satu sama lain. Salah seorang pelajar menghadao ke monitor TV manakala pasangannya menghadap kearah sebaliknya.
Beberapa soal spesifik seperti:
Apakah nama orang yng memaka baju yang berwarna hijau?
Dimanakah urutan video itu berlaku? Dan sebagainya diberikan kepada pelajar yang tidak menghadap monitor TV.
               Pelajar yang menonton video perlulah memberikan jawaban-jawaban. Pasangan yang berupaya memberikan jawaban yang paling tepat dianggap menang.
4.    Tayangan Bersilang dengan komentar (Jigsaw Viewing with Commentary)
               Setiap pelajar duduk secara berpasanngan dengan belakang membelakangi antara satu sama lain. Guru memberitahu bahwa pelajar yang tidak menghadap skrin tv, perlu menjawab soal-soal berdasarkan sekuen video selepas aktiviti itu selesai dan pemenangnya ialah pasangann yang berupaya memberi jawaban yang paling tepat. Guru menayangkan video dengan audiony ditutup, pelajar yang menghadap pada skrin tv memberi komentar secara langsung tentang apa yang berlaku dalam tayangan video. Pasangannya dimintai untuk bertanya soal untuk mendapatkan lebih banyak maklumat.
5.    Pencarian harta karun video (video Treasur Hunt)
               Warna pada skrin TV dikurangkan supaya skrin menjadi gelap dan tiada apapun dapat dilihat. Hanya berdasarkan kepada komentar dan kesan bunyi yang boleh didengar, pelajar diharap dapat menerangkan tentang aksi, watak, emosi, objek dan sebagainya yang mereka rasa ada ditayangan.
6.    Ramalan (Prediction)
               Ramalan boleh melibatkan semua apa yang akan berlaku sebelumnya atau apa yang dikatakan seterusnya. Kedua-dua aktiviti ramalan ini memerlukan pelajar-pelajar meramal sekuen video yang diberhentikan secara tiba-tiba untuk mencungkil respon lisan atau tulisan berkaitan dengan apa yang akan berlaku seterusnya.
               Persembahan hasil respon dam perbincangan kemudian pelajar akan dipertontonkan jalan cerita sebenarnya dari video.
7.    Ramalan sebelum (Reverse Prediction)
               Aktiviti ini amat sesuai untuk pelajar-pelajar yang baik penguasaan bahasanya. Dalam aktiviti ini, pelajar-pelajar diminta memberi penerangan secara lisan atau bertulis apa yang membawa kepada pengakhiran. Pelajar kemudian mempersembahkan versi mereka. Persembahan boleh dijalankan sebelum keseluruhan video itu ditayangkan dari mula sampai akhir.
8.    Urutan (Sequencing)
               Pelajar diberikan skrip video tertulis yang telah gigabung. Tugas mereka adalah menyusun skrip itu dalam urutan yang betul. Aktiviti ini paling sesuai untuk video sekuennya menerangkan tentang proses-proses dan melibatkan seorang narator.  Aktiviti alternatif lain memerlukan guru menyunting video itu dan meggabungkan peristiwa dalam video itu sendiri. Pelajar kemuadian membincangkan tentang bagaimanakah sebenarnya video yang sepatutnya.[4]
C.  Fungsi Media Video
1.    Memperlihatkan Gerakan
      Medium video adalah medium yang memiliki kemampuan dalam menampilkan unsur gerakan. Program-program video pembelajaran dalam olahraga misalnya banyak dimanfaatkan oleh instruktur atau pelatih untuk mengefisienkan suatu gerakan atau mempelajari strategi dalam pertandingan olahraga tertentu. Tidak hanya dalam bidang olahraga , program video pembelajaran juga kerap dimanfaatkan untuk melatih gerakan tari dan drama dalam pembelajaran seni.
2.    Mengungkap sesuatu yang tidak sepenuhnya dapat dilihat oleh Mata
Rekaman video dapat digunakan untuk memperlihatkan gambar-gambar yang sulit diamati secara langsung. Dalam pembelajaran sains misalnya, pemirsa dapat melihat bagaimana sebuah tanaman putri malu mempertahankan diri terhadap serangan spesies dari luar.
3.      Mengulang adegan atau peristiwa secara akurat
Peristiwa-peristiwa penting yang harus dan dipelajari dapat diulang dengan menggunakan teknik gerakan lambat atau slow motion. Dengan teknik ini pemirsa akan dapat mempelajari gerakan, proses, dan peristiwa secara akurat. Gerakan dalam olahraga misalnya akan membuat akan mudah dipelajari melalui pengulangan yang ditayangkan dalam gerak lambat.
4.    Menampilkan unsur visual secara realistik
Perkembangan mutakhir dari media video sebagai perangkat digital adalah kemampuannya dalam menayangkan gambar dan suara dengan tingkat kejelasan yang tinggi. Hal ini dikenal dengan istilah tayangan gambar dan suara dalam format high definition. Perkembangan yang pesat dari teknologi video, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, telah memberikan keunggulan bagi media ini untuk digunakan sebagai medium pembelajaran.
5.    Menampilkan warna dan suara
Program video memiliki keunggulan dalam menampilkan kombinasi yang dinamis antara unsur gambar bergerak dan suara dalam warna. Dengan kemampuan ini gambar-gambar yang terlihat dalam program video mampu diperlihatkan secara nyata atau realistik. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang dihadirkan melalui program video seharusnya dapat dirancang agar mampu meningkatkan minat dan pengetahuan pemirsa.
6.      Membangkitkan emosi
Program video dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang bersifat dramatik. Kemampuan ini dapat digunakan untuk pembelajaran pada aspek afektif atau sikap.[5]
D.  Urgensi Media Video dalam Pembelajaran
Perkembangan teknologi yang kontinu dalam dunia kerja tidak hanya mengharuskan lulusan perguruan tinggi (PT) memiliki pengetahuan yang luas akan tetapi juga memiliki keterampilan profesional yang siap digunakan di lapangan pekerjaan. Kenyataan ini membawa konsekuensi bahwa PT secara terus-menerus perlu melakukan peningkatan kualitas lulusan agar memiliki kompetensi seperti yang diinginkan. UNESCO dalam konteks ini mengemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh lulusan PT yaitu: (1) Pengetahuan yang memadai (to know), (2) Keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional (to do), (3) Kemampuan untuk tampil dalam kesejawatan bidang ilmu/profesi (to be), dan (4) Kemampuan memanfaatkan bidang ilmu untuk kepentingan bersama secara etis.
Untuk pencapaian tujuan tersebut ditempuh melalui proses belajar yang efektif. Pembelajaran merupakan sebuah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingungan sehingga terjadinya pengalaman belajar dan hasil belajar menjadi lebih bermakna (meaningful lerning). Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif pada diri individu, sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Keberhasilan belajar ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya penggunaan media yang berfungsi sebagai perantara pesan-pesan pembelajaran.
Media berfungsi untuk mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning experience) tergantung interaksi siswa dengan media. Media yang tepat sesuai dengan tujuan akan mampu meningkatkan pengalaman belajar yang mampu mempertinggi hasil belajar. Alasan ini sejalan dengan pendapat Edgare Dale dengan teori ”Cone Experience” yang menjadi dasar pokok penggunaan media dalam pembelajaran.[6]
E.   Kelebihan dan Kekurangan Media Video dalam Pembelajaran
Dengan menggunakan media jenis ini siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain siswa dapat menerima materi mata pelajaran. Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengikat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Media video pembelajaran termasuk ke dalam kategori motion picture, video pembelajaran termasuk dalam format disk dioperasikan dengan menggunakan VISISDI atau DVD Player yang dijalankan dengan disk atau lempengan serta ditampilkan melalui televisi atau LCD atau dapat diputar langsung melalui TC komputer. Media jenis ini juga dapat digunakan untuk menyajikan bagian-bagian dari suatu proses dan prosedur secara utuh sehingga memudahkan siswa dalam mengamati dan menirukan langkah-langkah suatu prosedur yang harus dipelajari.[7] 
1.    Kelebihan media video
a.         Member pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
b.        Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
c.         Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
d.        Lebih realistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai kebutuhan.
e.         Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
Menurut Pramono (2008:9), media video memiliki banyak kelebihan, antara lain:
a.         Memaparkan keadaan real dari suatu proses, fenomena atau kejadian.
b.        Sebagai bagian terintegrasi dari media lain, seperti teks atau gambar, video dapat memperkaya pemaparan.
c.         Pengguna dapat melakukan reply pada bagian-bagian tertentu untuk gambaran yang lebih fokus.
d.        Sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku.
e.         Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan dibandingkan dengan media teks.
2.    Kekurangan media video
a.         Jangkauannya terbatas
b.        Sifat komunikasinya satu arah
c.         Gambarnya relatif kecil
d.        Kadang kala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.
Selain itu, keterbatasan lain yang dimiliki oleh media video adalah:
a.         Keterbatasan daya rekam setelah piringan video ini mengalami proses perekaman   tidak akan dipakai ulang untuk diganti isinya.
b.        Biaya pengembangan untuk menyiapkan format piringan video ini relatif memerlukan biaya yang cukup besar.
c.         Keterbatasan sekuens dari gambar bergerak yang ditampilkan. Lebih dari 54000 frame yang diam dapat ditampung oleh format piringan video, namun hanya dapat ditampilkan dalam bentuk gambar bergerak dalam waktu 6 menit. Hal ini lebih rendah dari kemampuan yang dapat ditampung oleh sebuah format kaset video.[8]
F.   Pemanfaatan Media Video dalam Pembelajaran
Video tersedia untuk hampir seluruh topik dan untuk seluruh jenis pemelajar di seluruh ranah pengajaran_kognitif, afektif, kemampuan motorik, interpersonal.
a.       Ranah kognitif
Dalam ranah kognitif, para pemelajar mengamati reka ulang dramatis dari kejadian bersejarah dan perekaman aktual dari kejadian yang lebih belakangan. Warna, suara, dan gerakan mampu menghidupkan kepribadian. Video bisa membantu buku cetak dengan memperlihatkan proses, hubungan, dan teknik. Guru bisa meminta siswa membaca sebelum menonton sebagai pengantar ke topik atau menggunakan video untuk membuat siswa tertarik membaca mengenai topik tersebut.
b.      Ranah Afektif
Model peran dan dramatis pada video bisa mempengaruhi sikap. Karena potensinya besar untuk dampak emosional, video bisa bermanfaat dalam membentuk sikap personal dan sosial.
c.       Ranah kemampuan motorik
Video sangat hebat untuk menampilkan bagaiamana sesuatu bekerja. Merekam kinerja siswa bisa memberikan umpan balik kepada latihan. Para pemelajar bisa mengamati kinerja mereka sendiri dan juga menerima umpan balik dari rekan-rekan dan guru.
d.      Ranah kemampuan interpersonal
Dengan melihat sebuah program video bersama-sama, berbagai kelompok pemelajar yang beragam bisa membangun kesamaan pengalaman sebagai katalis untuk diskusi. Ketika siswa sedang belajar kemampuan interpersonal, seperti penyelesaian konflik dan hubungan dengan sesama siswa.
e.       Kunjungan lapangan virtual
Video bisa membawa siswa ke tempat- tempat mereka mungkin tidak bisa mengunjunginya. Guru bisa membawa siswa ke hutan-hutan Amazon atau kawasan Kutub Utara yang membeku.
f.       Dokumenter
Video merupakan sarana utama untuk mendokumentasikan kejadian aktual dan menghadirkannya ke dalam ruang kelas. Dokumenter berusaha menggambarkan secara riil kisah-kisah nyata mengenai situasi dan orang-orang nyata.
g.      Dramatisasi
Video memiliki kemampuan untuk membuat para siswa terpesona ketika drama kemanusiaan ditampilkan dihadapan mereka. Reka ulang kembali dari banyak kejadian penting dalam sejarah tersedia dalam bentuk video.
h.      Penceritaan kisah lewat video
Penceritaan lewat video memungkinkan para siswa untuk reatif sembari mengembangkan emampuan mereka memahami visual, kemampuan menulis, dan kemampuan memproduksi video.
i.        Atribut-atribut khusus
Karena sebagian besar dari kita menganggap video sebagai salah satu sarana yang dirancang untuk memproduksi gambar realistik dari dunia di sekitar kita, kita cenderung lupa bahwa atribut mendasar  dari video adalah kemampuan mereayasa perspetif temporal dan spasial.
j.        Rekayasa waktu
Video memungkinkan kita untuk meningkatkan atau mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengamati sebuah kejadian. [9]




BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Di Sekolah Dasar pengunaan media pada pembelajaran menjadi bagian penting yang harus mendapat perhatian dari guru. Hal ini disebabkan karena input siswa pada tingkat dasar memiliki kemampuan yang terbatas sehingga menjadi penting diperhatikan Media Pembelajaran pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Dalam pengajaran, terdapat berbagai teknik, pendekatan dan strategi yang boleh digunakan untuk menjadikan pengajaran menarik dan berkesan. Salah satu dari teknik tersebut adalah teknik video. Teknik video adalah teknik yang menggunakan alat elektronik yang melibatkan televisyen, pita rekaman dan alat perekam video.
Dengan menggunakan media jenis ini siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain siswa dapat menerima materi mata pelajaran. Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengikat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Media video pembelajaran termasuk ke dalam kategori motion picture, video pembelajaran termasuk dalam format disk dioperasikan dengan menggunakan VISISDI atau DVD Player yang dijalankan dengan disk atau lempengan serta ditampilkan melalui televisi atau LCD atau dapat diputar langsung melalui TC komputeVideo tersedia untuk hampir seluruh topik dan untuk seluruh jenis pemelajar di seluruh ranah pengajaran_kognitif, afektif, kemampuan motorik, interpersonal.












DAFTAR PUSTAKA

E. Smaldino, Sharon.2011. Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar. Jakarta: Kencana.


http://di-am.blogspot.com/2014/12/ media pembelajaran. 2016-10-20.pukul 04.00.

http://Spemanfaatan-media-audio-video-dalam.html, dikutip Selasa, 18 Oktober 2016.


Ismail, Arif & Isjoni. 2008. Pembelajaran Virtual Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman dk. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Jakarta: PT Raja Graindo Persada.


[1] http://di-am.blogspot.com/2014/12/ media pembelajaran. 2016-10-20.pukul 04.00
[2] Sharon E. Smaldino, Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.   404.
       [3] http://aniknurrokhmah.blogspot.co.id/2013/08/urgensi-media-pembelajaran.html, dikutip Selasa, 18 Oktober 2016.
       [4]Isjoni & Moh. Arif Ismail, Pembelajaran Virtual Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.1, 2008), hlm. 27-37.
      [5] http://Spemanfaatan-media-audio-video-dalam.html, dikutip Selasa, 18 Oktober 2016.
       [7] Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Jakarta: PT Raja Graindo Persada, 2013, hlm. 222.
       [8] Ibid.,
       [9] Sharon E. Smaldino, Op Cit., hlm. 405-408.

0 komentar: