2.
Arti Penting Media dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Di
Sekolah Dasar pengunaan media pada pembelajaran menjadi bagian penting yang
harus mendapat perhatian dari guru. Hal ini disebabkan karena input siswa pada
tingkat dasar memiliki kemampuan yang terbatas sehingga menjadi penting
diperhatikan Media Pembelajaran pada pembelajaran di Sekolah Dasar.
Yang lebih
tinggi, maka siswa harus dibekali dengan tiga kemampuan dasar tersebut.
Kompotensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa pada tingkat Sekolah Dasar
adalah sekurang-kurangnya memiliki kemampuan membaca, menulis dan berhitung
untuk dijadikan modal utama dan pokok untuk dapat melanjutkan pendidikan pada
jenjang pendidikan formal selanjutnya. Agar siswa dapat mengikuti
kegiatan pendidikan ditingkat
Tetapi
kenyataan menunjukkan bahwa kebanyakan siswa yang duduk di Sekolah Dasar pada
kelas satu belum memiliki kemampuan yang memadai untuk membaca sumber belajar
melalui buku untuk semua mata pelajaran. Sementara untuk dapat menguasai mata
pelajaran, maka siswa harus telah mampu membaca buku sumber pembelajaran
tersebut.
Keterbatasan
kemampuan membaca siswa di tingkat Sekolah Dasar mengharuskan guru menggunakan
media bantu agar dapat memahami materi yang akan disampaikan. Hal ini di
dasarkan pada pertimbangan bahwa kesulitan yang sering dihadapi oleh siswa SD
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran sains adalah karena
ketidak mampuan siswa SD membaca sehingga sulit memahami isi materi pelajaran
selain yang disampaikan guru dengan cara lisan.
Karena
rendahnya kemampuan siswa membaca, maka dalam mengajarkan materi pelajaran
perlu dipergunakan alat peraga yang dapat memantau siswa memahami materi yang
disampaikan oleh guru Alat peraga yang dapat dipergunakan diantaranya adalah
alat peraga gambar. Seperti diketahui bahwa alat peraga adalah merupakan
merupakan alat bantu yang dipergunakan untuk melakukan visualisasi dalam proses
belajar mengajar agar proses belajar mengajar tersebut dapat berlangsung secara
efektif. Karena keterbatasan kemampuan siswa mebaca dalam mata pelajaran sains,
maka guru perlu menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga gambar
sebagai media grafis yang dapat membantu siswa untuk memahami materi dan isi
pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari beberapa jenis media
pengajaran yaitu media foto, grafik, globe, atlas, film dan sebagainya. Menurut
Sudjana, 2002 (dalam Uaksena: 2012) beberapa media pegajaran yang sering
digunakan adalah: Pertama, media Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan
atau diagram, poster, kartun, komik dan sebagainya, Kedua, media tiga dimensi
yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama,
Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, OHP dan Keempat,
penggunaan lingkungan sebagai media.[3]
B. Teknik Media Video dalam Pembelajaran
Dalam pengajaran, terdapat berbagai teknik, pendekatan dan strategi
yang boleh digunakan untuk menjadikan pengajaran menarik dan berkesan. Salah
satu dari teknik tersebut adalah teknik video. Teknik video adalah teknik yang
menggunakan alat elektronik yang melibatkan televisyen, pita rekaman dan alat
perekam video.
Terdapat dua jenis pengajaran yang boleh digunakan dalam pengajaran
menggunakan teknik video, yaitu:
1.
Video
pengajaran Terus (VPT)
Video Pengajaran Terus bermaksud mengajar kelas secara langsung dari pada skrin TV. Cara ini
digunakan untuk perangkat asas dan mendengar. Dalam VPT terdapat hanya satu
bahasa penghantar untuk diikuti dan seorang pengacara diskrin TV akan
membimbing pelajar-pelajar. Kepsi yaitu model-model ayat pada skrin TV akan menonjolkan
item-item penting yang akan dipelajari dan terdapat juga arahan yang menerangkan apa yang patut
diperhatikan dan dilakukan oleh
pelajar-pelajar menerusi video tersebut.
Dalam VPT, tayangan itu memprsembahkan bahasa baru dan guru
berperan menyusulinya dengan buku dan pita video sebagai latihan dan
eksploitasi. Biasanya urutan bahasa yang dipilih, adalah bertujuan untuk
memenuhi keperluan tertentu. Dengan demikian, guru akan menggunakan video
sebagai bahan sumber.
2.
Video
Sumber (VS)
Vide sumber tidak mengandung pengajaran secara terus, tetapi input
bahasa yang dipilih dan digred masih berdasarkan sukatan pelajarn bahasa dan ia
merupakan sejenis pengajaran secara tidak langsung. Tujuan sumber video ialah
untuk memberikan illustrasi bahasa baru bagi sesuatu tahap tertentu.
Jenis-Jenis Teknik Video:
1.
Pemahaman
mendengar (Cloze/Listening Comprehension)
Terdapat berbagai bentuk
aktiviti boleh dijalankan. Pelajar-pelajar boleh diberi skrip-skrip pencerita
(narator) atau didalam video dengan beberapa perkataan ditiadakan. Tugas
pelajar ialah mengisi tempat kosond dengan teliti. Sebagai aternatif,
pelajar-pelajar boleh diminta menjawab soal-soal kefahaman berdasarkan video
yang dipertontonkan.
2.
Tayangan
Senyap (Silent Viewing)
Audio ditutup dan
guru meminta pelajar menonton hanya visual yang terdapat pada skrin TV. Biarkan
pelajar meneka apa yang diperkatakan berdasarkan kepada yang telah mereka
tonton. Mungkin agak sukar bagi mereka memberitahu perkataan-perkataan yang
tepat yang digunakan bagi mereka sepatutnya boleh memberitahu beberapa frasa
dan kata kunci.
3.
Tayangan
Bersilang (Jigsaw Viewing)
Secara
berpasangan setiap pelajar duduk belakang membelakangi antara satu sama lain.
Salah seorang pelajar menghadao ke monitor TV manakala pasangannya menghadap
kearah sebaliknya.
Beberapa soal spesifik seperti:
Apakah nama orang yng memaka baju yang berwarna hijau?
Dimanakah urutan video itu berlaku? Dan sebagainya diberikan kepada
pelajar yang tidak menghadap monitor TV.
Pelajar yang
menonton video perlulah memberikan jawaban-jawaban. Pasangan yang berupaya
memberikan jawaban yang paling tepat dianggap menang.
4.
Tayangan
Bersilang dengan komentar (Jigsaw Viewing with Commentary)
Setiap pelajar
duduk secara berpasanngan dengan belakang membelakangi antara satu sama lain.
Guru memberitahu bahwa pelajar yang tidak menghadap skrin tv, perlu menjawab
soal-soal berdasarkan sekuen video selepas aktiviti itu selesai dan pemenangnya
ialah pasangann yang berupaya memberi jawaban yang paling tepat. Guru menayangkan
video dengan audiony ditutup, pelajar yang menghadap pada skrin tv memberi
komentar secara langsung tentang apa yang berlaku dalam tayangan video.
Pasangannya dimintai untuk bertanya soal untuk mendapatkan lebih banyak
maklumat.
5.
Pencarian
harta karun video (video Treasur Hunt)
Warna pada
skrin TV dikurangkan supaya skrin menjadi gelap dan tiada apapun dapat dilihat.
Hanya berdasarkan kepada komentar dan kesan bunyi yang boleh didengar, pelajar
diharap dapat menerangkan tentang aksi, watak, emosi, objek dan sebagainya yang
mereka rasa ada ditayangan.
6.
Ramalan
(Prediction)
Ramalan boleh
melibatkan semua apa yang akan berlaku sebelumnya atau apa yang dikatakan
seterusnya. Kedua-dua aktiviti ramalan ini memerlukan pelajar-pelajar meramal
sekuen video yang diberhentikan secara tiba-tiba untuk mencungkil respon lisan
atau tulisan berkaitan dengan apa yang akan berlaku seterusnya.
Persembahan
hasil respon dam perbincangan kemudian pelajar akan dipertontonkan jalan cerita
sebenarnya dari video.
7.
Ramalan
sebelum (Reverse Prediction)
Aktiviti ini
amat sesuai untuk pelajar-pelajar yang baik penguasaan bahasanya. Dalam
aktiviti ini, pelajar-pelajar diminta memberi penerangan secara lisan atau
bertulis apa yang membawa kepada pengakhiran. Pelajar kemudian mempersembahkan
versi mereka. Persembahan boleh dijalankan sebelum keseluruhan video itu
ditayangkan dari mula sampai akhir.
8.
Urutan
(Sequencing)
Pelajar
diberikan skrip video tertulis yang telah gigabung. Tugas mereka adalah
menyusun skrip itu dalam urutan yang betul. Aktiviti ini paling sesuai untuk
video sekuennya menerangkan tentang proses-proses dan melibatkan seorang
narator. Aktiviti alternatif lain
memerlukan guru menyunting video itu dan meggabungkan peristiwa dalam video itu
sendiri. Pelajar kemuadian membincangkan tentang bagaimanakah sebenarnya video
yang sepatutnya.[4]
C. Fungsi Media Video
1. Memperlihatkan Gerakan
Medium video adalah medium yang
memiliki kemampuan dalam menampilkan unsur gerakan. Program-program video
pembelajaran dalam olahraga misalnya banyak dimanfaatkan oleh instruktur atau
pelatih untuk mengefisienkan suatu gerakan atau mempelajari strategi dalam
pertandingan olahraga tertentu. Tidak hanya dalam bidang olahraga , program
video pembelajaran juga kerap dimanfaatkan untuk melatih gerakan tari dan drama
dalam pembelajaran seni.
2. Mengungkap sesuatu yang tidak sepenuhnya dapat dilihat oleh Mata
Rekaman video dapat digunakan untuk memperlihatkan gambar-gambar
yang sulit diamati secara langsung. Dalam pembelajaran sains misalnya, pemirsa
dapat melihat bagaimana sebuah tanaman putri malu mempertahankan diri terhadap
serangan spesies dari luar.
3. Mengulang adegan atau peristiwa secara akurat
Peristiwa-peristiwa penting yang harus dan dipelajari dapat diulang
dengan menggunakan teknik gerakan lambat atau slow motion. Dengan teknik ini
pemirsa akan dapat mempelajari gerakan, proses, dan peristiwa secara akurat.
Gerakan dalam olahraga misalnya akan membuat akan mudah dipelajari melalui
pengulangan yang ditayangkan dalam gerak lambat.
4. Menampilkan unsur visual secara realistik
Perkembangan mutakhir dari media video sebagai perangkat digital
adalah kemampuannya dalam menayangkan gambar dan suara dengan tingkat kejelasan
yang tinggi. Hal ini dikenal dengan istilah tayangan gambar dan suara dalam
format high definition. Perkembangan yang pesat dari teknologi video, baik
perangkat lunak maupun perangkat keras, telah memberikan keunggulan bagi media
ini untuk digunakan sebagai medium pembelajaran.
5. Menampilkan warna dan suara
Program video memiliki keunggulan dalam menampilkan kombinasi yang
dinamis antara unsur gambar bergerak dan suara dalam warna. Dengan kemampuan
ini gambar-gambar yang terlihat dalam program video mampu diperlihatkan secara
nyata atau realistik. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang dihadirkan
melalui program video seharusnya dapat dirancang agar mampu meningkatkan minat
dan pengetahuan pemirsa.
6. Membangkitkan emosi
Program video dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang
bersifat dramatik. Kemampuan ini dapat digunakan untuk pembelajaran pada aspek
afektif atau sikap.[5]
D.
Urgensi
Media Video dalam Pembelajaran
Perkembangan teknologi yang kontinu dalam dunia kerja
tidak hanya mengharuskan lulusan perguruan tinggi (PT) memiliki pengetahuan
yang luas akan tetapi juga memiliki keterampilan profesional yang siap
digunakan di lapangan pekerjaan. Kenyataan
ini membawa konsekuensi bahwa PT secara terus-menerus perlu melakukan
peningkatan kualitas lulusan agar memiliki kompetensi seperti yang diinginkan.
UNESCO dalam konteks ini mengemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh
lulusan PT yaitu: (1) Pengetahuan yang memadai (to know), (2) Keterampilan
dalam melaksanakan tugas secara profesional (to do), (3) Kemampuan untuk tampil
dalam kesejawatan bidang ilmu/profesi (to be), dan (4) Kemampuan memanfaatkan
bidang ilmu untuk kepentingan bersama secara etis.
Untuk pencapaian tujuan tersebut
ditempuh melalui proses belajar yang efektif. Pembelajaran merupakan sebuah
proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingungan
sehingga terjadinya pengalaman belajar dan hasil belajar menjadi lebih bermakna
(meaningful lerning). Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan perolehan
pengetahuan, keterampilan dan sikap positif pada diri individu, sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Keberhasilan belajar ini sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor diantaranya penggunaan media yang berfungsi sebagai perantara
pesan-pesan pembelajaran.
Media berfungsi untuk mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning experience) tergantung interaksi siswa dengan media. Media yang tepat sesuai dengan tujuan akan mampu meningkatkan pengalaman belajar yang mampu mempertinggi hasil belajar. Alasan ini sejalan dengan pendapat Edgare Dale dengan teori ”Cone Experience” yang menjadi dasar pokok penggunaan media dalam pembelajaran.[6]
Media berfungsi untuk mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning experience) tergantung interaksi siswa dengan media. Media yang tepat sesuai dengan tujuan akan mampu meningkatkan pengalaman belajar yang mampu mempertinggi hasil belajar. Alasan ini sejalan dengan pendapat Edgare Dale dengan teori ”Cone Experience” yang menjadi dasar pokok penggunaan media dalam pembelajaran.[6]
E.
Kelebihan
dan Kekurangan Media Video dalam Pembelajaran
Dengan menggunakan media jenis ini siswa diharapkan dapat
memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain siswa dapat
menerima materi mata pelajaran. Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat siswa
selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengikat kembali dengan mudah
berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Media video pembelajaran
termasuk ke dalam kategori motion picture, video pembelajaran termasuk dalam
format disk dioperasikan dengan menggunakan VISISDI atau DVD Player yang
dijalankan dengan disk atau lempengan serta ditampilkan melalui televisi atau
LCD atau dapat diputar langsung melalui TC komputer. Media jenis ini juga dapat
digunakan untuk menyajikan bagian-bagian dari suatu proses dan prosedur secara
utuh sehingga memudahkan siswa dalam mengamati dan menirukan langkah-langkah
suatu prosedur yang harus dipelajari.[7]
1.
Kelebihan media
video
a.
Member pesan
yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
b.
Sangat bagus
untuk menerangkan suatu proses.
c.
Mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu.
d.
Lebih
realistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai kebutuhan.
e.
Memberikan
kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
Menurut Pramono (2008:9), media video memiliki banyak kelebihan,
antara lain:
a.
Memaparkan
keadaan real dari suatu proses, fenomena atau kejadian.
b.
Sebagai bagian
terintegrasi dari media lain, seperti teks atau gambar, video dapat memperkaya
pemaparan.
c.
Pengguna dapat
melakukan reply pada bagian-bagian tertentu untuk gambaran yang lebih fokus.
d.
Sangat cocok
untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku.
e.
Kombinasi video
dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan dibandingkan
dengan media teks.
2.
Kekurangan media video
a.
Jangkauannya
terbatas
b.
Sifat
komunikasinya satu arah
c.
Gambarnya
relatif kecil
d.
Kadang kala
terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.
Selain itu, keterbatasan lain yang dimiliki oleh media video
adalah:
a.
Keterbatasan
daya rekam setelah piringan video ini mengalami proses perekaman tidak akan dipakai ulang untuk diganti isinya.
b.
Biaya
pengembangan untuk menyiapkan format piringan video ini relatif memerlukan
biaya yang cukup besar.
c.
Keterbatasan
sekuens dari gambar bergerak yang ditampilkan. Lebih dari 54000 frame yang diam
dapat ditampung oleh format piringan video, namun hanya dapat ditampilkan dalam
bentuk gambar bergerak dalam waktu 6 menit. Hal ini lebih rendah dari kemampuan
yang dapat ditampung oleh sebuah format kaset video.[8]
F.
Pemanfaatan Media Video dalam Pembelajaran
Video tersedia untuk hampir seluruh topik dan untuk seluruh jenis
pemelajar di seluruh ranah pengajaran_kognitif, afektif, kemampuan motorik,
interpersonal.
a.
Ranah
kognitif
Dalam ranah kognitif, para pemelajar mengamati reka ulang dramatis
dari kejadian bersejarah dan perekaman aktual dari kejadian yang lebih
belakangan. Warna, suara, dan gerakan mampu menghidupkan kepribadian. Video bisa
membantu buku cetak dengan memperlihatkan proses, hubungan, dan teknik. Guru
bisa meminta siswa membaca sebelum menonton sebagai pengantar ke topik atau
menggunakan video untuk membuat siswa tertarik membaca mengenai topik tersebut.
b.
Ranah
Afektif
Model peran dan dramatis pada video bisa mempengaruhi sikap. Karena
potensinya besar untuk dampak emosional, video bisa bermanfaat dalam membentuk
sikap personal dan sosial.
c.
Ranah
kemampuan motorik
Video sangat hebat untuk menampilkan bagaiamana sesuatu bekerja. Merekam
kinerja siswa bisa memberikan umpan balik kepada latihan. Para pemelajar bisa
mengamati kinerja mereka sendiri dan juga menerima umpan balik dari rekan-rekan
dan guru.
d.
Ranah
kemampuan interpersonal
Dengan melihat sebuah program video bersama-sama, berbagai kelompok
pemelajar yang beragam bisa membangun kesamaan pengalaman sebagai katalis untuk
diskusi. Ketika siswa sedang belajar kemampuan interpersonal, seperti
penyelesaian konflik dan hubungan dengan sesama siswa.
e.
Kunjungan
lapangan virtual
Video bisa membawa siswa ke tempat- tempat mereka mungkin tidak
bisa mengunjunginya. Guru bisa membawa siswa ke hutan-hutan Amazon atau kawasan
Kutub Utara yang membeku.
f.
Dokumenter
Video merupakan sarana utama untuk mendokumentasikan kejadian
aktual dan menghadirkannya ke dalam ruang kelas. Dokumenter berusaha
menggambarkan secara riil kisah-kisah nyata mengenai situasi dan orang-orang
nyata.
g.
Dramatisasi
Video memiliki kemampuan untuk membuat para siswa terpesona ketika
drama kemanusiaan ditampilkan dihadapan mereka. Reka ulang kembali dari banyak
kejadian penting dalam sejarah tersedia dalam bentuk video.
h.
Penceritaan
kisah lewat video
Penceritaan lewat video memungkinkan para siswa untuk reatif
sembari mengembangkan emampuan mereka memahami visual, kemampuan menulis, dan
kemampuan memproduksi video.
i.
Atribut-atribut
khusus
Karena sebagian besar dari kita menganggap video sebagai salah satu
sarana yang dirancang untuk memproduksi gambar realistik dari dunia di sekitar
kita, kita cenderung lupa bahwa atribut mendasar dari video adalah kemampuan mereayasa
perspetif temporal dan spasial.
j.
Rekayasa
waktu
Video memungkinkan kita untuk meningkatkan atau mengurangi jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk mengamati sebuah kejadian. [9]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Di
Sekolah Dasar pengunaan media pada pembelajaran menjadi bagian penting yang
harus mendapat perhatian dari guru. Hal ini disebabkan karena input siswa pada
tingkat dasar memiliki kemampuan yang terbatas sehingga menjadi penting
diperhatikan Media Pembelajaran pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Dalam pengajaran, terdapat berbagai teknik, pendekatan dan
strategi yang boleh digunakan untuk menjadikan pengajaran menarik dan berkesan.
Salah satu dari teknik tersebut adalah teknik video. Teknik video adalah teknik
yang menggunakan alat elektronik yang melibatkan televisyen, pita rekaman dan
alat perekam video.
Dengan menggunakan media
jenis ini siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama
dan benar, selain siswa dapat menerima materi mata pelajaran. Sedangkan guru
diharapkan dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya
mengikat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah
dipelajari. Media video pembelajaran termasuk ke dalam kategori motion picture,
video pembelajaran termasuk dalam format disk dioperasikan dengan menggunakan
VISISDI atau DVD Player yang dijalankan dengan disk atau lempengan serta
ditampilkan melalui televisi atau LCD atau dapat diputar langsung melalui TC
komputeVideo tersedia untuk hampir seluruh topik dan untuk seluruh jenis
pemelajar di seluruh ranah pengajaran_kognitif, afektif, kemampuan motorik,
interpersonal.
DAFTAR
PUSTAKA
E. Smaldino,
Sharon.2011. Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar. Jakarta:
Kencana.
http://aniknurrokhmah.blogspot.co.id/2013/08/urgensi-media-pembelajaran.html, dikutip
Selasa, 18 Oktober 2016.
http://di-am.blogspot.com/2014/12/ media pembelajaran.
2016-10-20.pukul 04.00.
http://Spemanfaatan-media-audio-video-dalam.html, dikutip Selasa,
18 Oktober 2016.
http://whyfaqoth.blogspot.co.id/2011/11/pengertian-fungsi-manfaat-dan-urgensi.html, dikutip Selasa, 18 Oktober 2016.
Ismail, Arif
& Isjoni. 2008. Pembelajaran Virtual Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rusman dk. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Jakarta: PT Raja Graindo Persada.
[2] Sharon E.
Smaldino, Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar, (Jakarta:
Kencana, 2011), hlm. 404.
[3] http://aniknurrokhmah.blogspot.co.id/2013/08/urgensi-media-pembelajaran.html, dikutip Selasa, 18 Oktober 2016.
[6] http://whyfaqoth.blogspot.co.id/2011/11/pengertian-fungsi-manfaat-dan-urgensi.html, dikutip Selasa, 18 Oktober 2016.
0 komentar:
Post a Comment