Sunday, February 26, 2012

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET DAN VIGOTSKY

Jean Piaget, demikian nama lengkap seorang psikolog yang terkenal dengan teorinya mengenai perkembangan kognitif. Ia lahir di Switzerland pada tahun 1896.[1] Teori Piaget banyak dipengaruhi oleh biologi dan epistimologi.[2]
Dalam teorinya Piaget banyak menggunakan pengertian yang langsung diambil dari biologi. Misalnya dalam definisi mengenai inteligensi dipakainya pengertian-pengertian seperti adaptasi, organisasi, stadium, pertumbuhan dan sebagainya. Banyak dari pengertian-pengertian ini akan diterangkan lebih lanjut nanti.
Perhatian terhadap Epistimologi antara lain nampak pada penelitian empiris terhadap timbulnya pengertian atau konsep mengenai waktu, ruang, kausalitas, dan kesadaran akan aturan.[3]
Piaget beranggapan bahwa setiap organisme hidup dilahirkan dengan dua kecenderungan fundamental, yaitu kecenderungan untuk adaptasi dan organisasi.
1) Adaptasi, dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaaan setiap organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kecenderungan adaptasi ini mempunyai dua komponen, yaitu: asimilasi dan akomodasi.
a) Asimilasi, yaitu kecenderungan organisme untuk mengubah lingkungan guna menyesuaikan dengan dirinya sendiri.
Suatu contoh yang sederhana dalam bidang biologis adalah makan. Bila orang makan sesuatu maka pencernaan makanannya tidak perlu berubah. Apa yang berubah adalah makanannya yaitu faktor lingkungannya.
Pada situasi pelajaran maka prinsip asimilasi merupakan hal yang sangat penting. Menurut Piaget maka setiap anak selalu dalam salah satu stadium perkembangan. Stadium ini sebagian besar menentukan untuk sebagian besar cara anak menginterpretasikan suatu tugas verbal.
b) Akomodasi, yaitu kecenderungan organisme untuk mengubah dirinya sendiri guna menyesuaikan diri dengan lingkungannya.[4]
Suatu contoh dalam bidang Biologi dapat dikemukakan lagi mengenai makanan. Bila organisme terpaksa untuk makan makanan yang asing, maka sistem fisiologisnya sering kali harus menyesuaikan diri dengan faktor lingkungan yang berubah itu.
Juga dalam situasi sekolah akomodasi memegang peranan penting; anak harus bersedia untuk selalu memperoleh pengetahuan baru untuk mengatasi masalah-masalah yang baru.
2) Kecenderungan Organisasi. Hal ini dapat dilukiskkan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk mengintegrasi proses-proses sendiri menjadi sistem-sistem yang koheren.
Kecenderungan ini juga dapat ditemukan dalam bidang biologis dan psikologis. Contoh yang paling mudah dalam bidang biologis adalah berfungsinya sistem fisiologis sendiri sebagai kesatuan yang terintegrasi. Bila ada gangguan dalam integrasinya hal itu berarti “penyakit”.
Dalam bidang psikologis dapat dilihat bahwa bayi pada mulanya mempunyai struktur tingkah laku yang terpisah, ia dapat meraih dan ia dapat mengamati sesuatu. Semula anak tidak mampu untuk mengintegrasi dua struktur tingkah laku ini. Baru kemudian maka dua struktur ini dikoordinasi menjadi satu struktur dalam tingkatan yang lebih tinggi, yaitu apa yang disebut koordinasi mata dan tangan atau koordinasi visio-motorik.
Pengertian “Ekuilibrium” atau “keseimbangan” juga menduduki tempat yang penting dalam teori Piaget. Prinsip ekuilibrium yang bersifat biologis ini menjaga agar perkembangan tidak merupakan hal yang tidak karuan, melainkan suatu proses yang teratur. Proses asimilasi dan akomodasi yang komplementer menyebabkan seseorang selalu berusaha mencapai keadaan yang seimbang lagi. Piaget berpendapat bahwa perkembangan berlangsung melalui rencana yang sudah ada sejak lahir yang akhirnya mencapai suatu bentuk akhir yang baik.[5]
Proses adaptasi tidak lepas dari proses organisasi. Juga di sini terdapat proses interaksi yang bertujuan untuk mencapai keseimbanagan. Pengertian “keseimbangan” menunjuk pada relasi antara struktur kognitif individu dan struktur keliling. 

0 komentar: