Saturday, February 25, 2012

nasehat Lukman terhadap putranya


 tafsir Al-Misbah

 (LUQMAN : 17-19)
يبنى اقم الصلواة وٲمر بالمعروف وانه عن المنكر واصبر على ما اصابك ان ذالك من عزم العمور۝ ولا  تصعر خدك للناس ولا تمشى فى الارض مرحا  ۗ  ان الله لا يحب كل مختال فخور ۝ واقصد فى مشيك واغضض من صوتك ۗ  ان انكرالاصوات لصوت الحمير ۝

.        ARTI AYAT
17)“Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhkah (manusia) mengerjakan yang baik dan  cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
18)“Dan kamu janganlah memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
19)“Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Pada ayat ini Luqman kembali memberikan nasehatnya kepada anaknya yang mana diharapkan dapat menjaga kesinambungan tauhid serta kehadiran Ilahi dalam qalbu sang anak. Dalam tafsir Al Misbah diungkapkan bahwa Luqman berkata: Wahai anakku sayang, laksanakanlah shalat dengan sempurna syarat, rukun dan sunah-sunahnya.
               Oleh karena itu, perintahkanlah secara baik-baik siapapun yang mampu engkau ajak mengerjakan yang ma’ruf.
               Kata ma’ruf sendiri menurut M. Quraish Shihab dalam Al Misbah adalah “sesuatu yang baik menurut pandangan umum suatu masyarakat dan telah mereka kenal luas, selama sejalan dengan al-khair (kebajikan), yaitu nilai-nilai Ilahi. 
               Dan sebaliknya mungkar adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh mereka serta bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi.
               Quraish Shihab kembali menafsiri ayat selanjutnya: Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu dari orang lain, karena kamu membela jalan Allah, yaitu ketika kamu beramar ma’ruf nahi mungkar kepada mereka. 
               Lebih spesifik lagi Quraish Shihab menjelaskan, bahwa kata صبر)) shabr terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf shad, ba’dan ra’. Maknanya berkisar pada hal; 1) menahan, 2) ketinggian sesuatu 3) sejenis batu. Dari makna menahan lahir makna konsisten/ bertahan, karena yang bersabar bertahan menahan diri pada satu sikap.
Ketiga makna tersebut dapat kait-berkaitan, apalagi pelakunya manusia. Seseorang yang bersabar, akan menahan diri, dan untuk itu ia memerlukan kekukuhan jiwa, dan mental baja, agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkan nya. sabar yang baik atau yang terbaik.
                Kata ﴿عزم﴾ ‘azm dari segi bahasa berarti keteguhan hati dan tekad untuk melakukan sesuatu. Kata ini berpatron mashdar, tetapi maksudnya adalah objek, sehingga penggalan ayat itu adalah shalat, amar ma’ruf nahi mungkar, serta kesabaran merupakan hal-hal yang telah diwajibkan oleh Allah untuk dibulatkan atasnya tekad manusia.
Maka Quraish Shihab menafsiri ayat di atas: sesungguhnya yang demikian itu yang sangat tinggi kedudukannya dan jauh tingkatnya dalam kebaikan yakni shalat, amar ma’ruf nahi mungkar dan kesabaran termasuk hal-hal yang diperintah Allah agar diutamakan, sehingga tidak ada alasan untuk mengabaikannya.
Selanjutnya dalam Al Misbah ditulis bahwa Luqman hakim berkata: Dan wahai anakku, disamping butir-butir nasehat yang lalu, janganlah juga engkau berkeras memalingkan pipimu (mukamu) dari manusia –siapapun dia- didorong oleh penghinaan dan kesombongan. Tetapi tampillah dengan kepada setiap orang dengan wajah berseri penuh rendah hati
               Dan bila engkau melangkah, janganlah engkau berjalan di muka bumi ini dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah lembut penuh wibawa.
               Kata فىالارض  disebut oleh ayat di atas, menurut Quraish Shihab untuk mengisyaratkan bahwa asal kejadian manusia dari tanah, sehingga dia hendaknya jangan menyombongkan diri dan melangkah angkuh di bumi ini.
Kata  مختالا  terambil dari akar kata yang sama dengan kata  خيال  . Karenanya kata ini mulanya berarti orang yang tingkah lakunya diarahkan oleh khayalannya, bukan oleh kenyataan yang ada pada dirinya. Biasanya orang yang seperti ini berjalan angkuh dan merasa dirinya memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang lain. Dan inilah yang ditunjukkan oleh kata فخورا  , yakni sering kali membanggakan diri.
Dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengar kasar bagaikan teriakan keledai.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik dan akhirnya tarikan nafas yang buruk.
Dari penafsiran quraish Shihab menganai ayat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwsanya nasehat Lukman Al Hakim sangat bermanfaat bagi anaknya pada khususnya dan bagi umat manusia (umat Islam) pada umumnya. Karena nasehat Lukman semata-mata untuk mendidik mental sang anak, yang diharapkan mampu menjadi suri tauladan bagi orang lain.Yang diantaranya bagaimana berakhlaq pada Tuhannya serta cara bagaimana berakhlak terhadap sesama manusia. Sehingga kehadiran mereka di dunia bisa menjadi rahmat bagi sekelilingnya. Wallahua’lam bi shawab.  

0 komentar: