tafsir Al-Misbah
(LUQMAN : 17-19)
يبنى
اقم الصلواة وٲمر بالمعروف وانه عن المنكر واصبر على
ما اصابك ان ذالك من عزم العمور ولا تصعر خدك للناس ولا تمشى فى الارض مرحا ۗ ان الله لا يحب كل مختال فخور واقصد فى مشيك
واغضض من صوتك ۗ ان انكرالاصوات لصوت
الحمير
. ARTI AYAT
17)“Hai anakku, dirikanlah sholat
dan suruhkah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar
dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
18)“Dan kamu janganlah memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.”
19)“Dan sederhanakanlah kamu dalam
berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara
keledai.”
Pada ayat ini Luqman kembali
memberikan nasehatnya kepada anaknya yang mana diharapkan dapat menjaga
kesinambungan tauhid serta kehadiran Ilahi dalam qalbu sang anak. Dalam tafsir
Al Misbah diungkapkan bahwa Luqman berkata: Wahai anakku sayang, laksanakanlah
shalat dengan sempurna syarat, rukun dan sunah-sunahnya.
Oleh
karena itu, perintahkanlah secara baik-baik siapapun yang mampu engkau
ajak mengerjakan yang ma’ruf.
Kata ma’ruf sendiri
menurut M. Quraish Shihab dalam Al Misbah adalah “sesuatu yang baik
menurut pandangan umum suatu masyarakat dan telah mereka kenal luas, selama
sejalan dengan al-khair (kebajikan), yaitu nilai-nilai Ilahi.
Dan
sebaliknya mungkar adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh mereka serta
bertentangan dengan nilai-nilai Ilahi.
Quraish Shihab kembali menafsiri ayat selanjutnya: Dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu dari orang lain, karena kamu
membela jalan Allah, yaitu ketika kamu beramar ma’ruf nahi mungkar kepada
mereka.
Lebih spesifik lagi Quraish Shihab menjelaskan, bahwa kata صبر)) shabr terambil dari akar kata yang
terdiri dari huruf-huruf shad, ba’dan ra’. Maknanya
berkisar pada hal; 1) menahan, 2) ketinggian sesuatu 3) sejenis
batu. Dari makna menahan lahir makna konsisten/ bertahan, karena yang
bersabar bertahan menahan diri pada satu sikap.
Ketiga makna tersebut dapat
kait-berkaitan, apalagi pelakunya manusia. Seseorang yang bersabar, akan
menahan diri, dan untuk itu ia memerlukan kekukuhan jiwa, dan mental baja, agar
dapat mencapai ketinggian yang diharapkan nya. sabar yang baik atau yang
terbaik.
Kata ﴿عزم﴾ ‘azm dari segi bahasa berarti keteguhan hati dan tekad untuk melakukan
sesuatu. Kata ini berpatron mashdar, tetapi maksudnya adalah objek,
sehingga penggalan ayat itu adalah shalat, amar ma’ruf nahi mungkar, serta
kesabaran merupakan hal-hal yang telah diwajibkan oleh Allah untuk dibulatkan
atasnya tekad manusia.
Maka Quraish Shihab menafsiri ayat di
atas: sesungguhnya yang demikian itu yang sangat tinggi kedudukannya dan
jauh tingkatnya dalam kebaikan yakni shalat, amar ma’ruf nahi mungkar dan kesabaran
termasuk hal-hal yang diperintah Allah agar diutamakan, sehingga
tidak ada alasan untuk mengabaikannya.
Selanjutnya dalam Al Misbah ditulis
bahwa Luqman hakim berkata: Dan wahai anakku, disamping butir-butir
nasehat yang lalu, janganlah juga engkau berkeras memalingkan pipimu
(mukamu) dari manusia –siapapun dia- didorong oleh penghinaan dan kesombongan.
Tetapi tampillah dengan kepada setiap orang dengan wajah berseri penuh rendah
hati
Dan bila engkau melangkah, janganlah engkau berjalan di muka bumi ini
dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah lembut penuh wibawa.
Kata فىالارض disebut oleh ayat di atas, menurut Quraish
Shihab untuk mengisyaratkan bahwa asal kejadian manusia dari tanah, sehingga
dia hendaknya jangan menyombongkan diri dan melangkah angkuh di bumi ini.
Kata
مختالا terambil dari
akar kata yang sama dengan kata خيال . Karenanya kata ini
mulanya berarti orang yang tingkah lakunya diarahkan oleh khayalannya, bukan
oleh kenyataan yang ada pada dirinya. Biasanya orang yang seperti ini berjalan
angkuh dan merasa dirinya memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang lain.
Dan inilah yang ditunjukkan oleh kata فخورا , yakni sering kali
membanggakan diri.
Dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengar kasar bagaikan teriakan keledai.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara
adalah suara keledai karena awalnya siulan yang
tidak menarik dan akhirnya tarikan nafas yang buruk.
Dari penafsiran quraish Shihab
menganai ayat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwsanya nasehat Lukman Al Hakim
sangat bermanfaat bagi anaknya pada khususnya dan bagi umat manusia (umat
Islam) pada umumnya. Karena nasehat Lukman semata-mata untuk mendidik mental
sang anak, yang diharapkan mampu menjadi suri tauladan bagi orang lain.Yang
diantaranya bagaimana berakhlaq pada Tuhannya serta cara bagaimana berakhlak
terhadap sesama manusia. Sehingga kehadiran mereka di dunia bisa menjadi rahmat
bagi sekelilingnya. Wallahua’lam bi shawab.
0 komentar:
Post a Comment